SehatFresh.com – Epilepsi adalah suatu kejadian deficit neurology atau gangguan fungsi otak yang terjadi akibat proses lepasnya muatan listrik (overdischarge) pada sel otak (neuron). Epilepsi bukanlah jenis penyakit mental atau gangguan intelektual. Umumnya tidak akan mempengaruhi seberapa baik Anda berpikir atau belajar.
Epilepsi bukanlah penyakit menular, masih banyak masyarakat yang menganggap epilepsi sebagai penyakit kutukan, guna-guna, kerasukan, gangguan jiwa atau mental. Ada juga yang menganggap sebagai penyakit menular sehingga harus dijauhi. Stigma buruk pada penyandang epilepsi inilah yang harus diluruskan sehingga mereka dapat hidup tanpa merasa rendah diri.
Serangan epilepsi secara klinis terbagi dalam empat tipe, yaitu motorik, sensorik, autonomik dan psikogenik. Penderita bisa mendadak terserang ayan saat kondisi lelah, lapar dan stres. Masyarakat umumnya mengenal epilepsi motorik yang diawali kejang dengan mulut mengeluarkan busa.
Tipe sensorik adalah serangan epilepsi yang menyerang organ sensor seseorang, seperti hidung, mata, lidah, maupun kulit sebagai alat peraba. Apabila serangan terjadi di kulit bisa berupa rasa kebal atau seperti kesemutan. Serangan ini sering diartikan dengan terserang stroke ringan.
Tipe lainnya adalah autonomik yang sering tersembunyi seperti kejang perut. Bila ini terjadi, penderita sering didiagnosa terserang sakit maag atau stres. Tipe ayan yang terparah adalah psikogenik. Biasanya, muncul dalam bentuk halusinasi, baik pandangan, pendengaran atau penciuman.
Contohnya, penderita sering merasa dibisiki oleh suara-suara tertentu. Epilepsi jenis ini sulit disembuhkan, alias menetap seumur hidup. Penyembuhan psikogenik tergantung jenis penyebabnya. Bila pendarahan otak yang menjadi penyebab, epilepsi bisa hilang asal perdarahan tersebut bisa diserap kembali oleh pembuluh darah.
Epilepsi bisa sembuh sempurna hingga 50% dan tidak kambuh lagi jika penderita disiplin minum obat dan tidak pernah kejang selama 2 tahun. Hanya saja, prosedur penyembuhannya memang cukup panjang. Sebelum melakukan tindakan pengobatan, diagnosa epilepsi harus ditegakan terlebih dahulu dengan mendapatkan informasi riwayat kejang dan beberapa pemeriksaan, seperti pemeriksaan EEG (Electroencephalography), CT-scan, MRI, PET (Positron Emission Tomography) atau SPECT (Single Positron Emission Compuerized Tomography) dan angiography.
Ini semua akan dijelaskan ke keluarga pasien saat konsultasi dokter. Jadi pemeriksaannya cukup banyak, apalagi bila si pasien terlalu sering menangani kejang-kejang. Tindakan pertama sebelum dibawa ke dokter yaitu menyelamatkan penderita dengan melakukan antisipasi memperbaiki jalan nafas. Miringkan kepalanya dan usahakan air liurnya tidak masuk ke saluran nafas. Serangan ini tidak lama 2-3 menit.
Namun, jika tidak segera di tolong, akibatnya bisa fatal, bahkan menyebabkan kematian. Penting sekali untuk diingat bahwa penderita epilepsi jangan sampai dibiarkan begitu saja. Selain melakukan antisipasi untuk memperbaiki jalan nafas, penderita harus segera dijauhkan dari air, api, ataupun unsur lain yang bisa membahayakan jiwanya. Perlu diingat yang berbahaya adalah status epilepsi berkepanjangan. Ini berlangsung lebih dari 30 menit. Di bidang penyakit syaraf, status seperti ini bisa berakibat fatal jika tidak di tangani dengan cepat, karena akan mengakibatkan kerusakan pada sel-sel otak yang bisa menyebabkan kematian. (KKM)