Bahayakah Mengonsumsi Monosodium Glutamate (MSG)?

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Kehidupan masyarakat modern saat ini semakin berkembang, berbagai kebutuhan terus berkembang dan semakin kompleks. Begitu juga dengan kebutuhan makan yang sudah pasti makanan yang enak dan lezatlah yang menjadi pilihan bagi banyak orang. Para produsen pun mulai berpikir bagaimana menciptakan makanan yang enak dan lezat tersebut menjadi semakin praktis dalam membuatnya. Sehingga terciptalah penyedap rasa makanan.

Menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, penyedap rasa dan aroma didefinisikan sebagai bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Bahan penyedap mempunyai beberapa fungsi sehingga dapat memperbaiki, membuat lebih bernilai atau diterima, dan lebih menarik. Penyedap rasa yang saat ini kita kenal disebut dengan MSG.

MSG (Monosodium Glutamat) adalah garam natrium yang berikatan dengan asam amino berupa asam glutamat. MSG berbentuk kristal putih yang stabil, tetapi dapat mengalami degradasi oleh oksidator kuat. MSG telah digunakan sebagai bahan penambah rasa masakan sejak lama.

Pada awalnya,  MSG adalah penyedap rasa alami yang diperoleh dari proses pengolahan rumput laut. Seiring dengan perkembangan teknologi, kini MSG dibuat dari proses fermentasi industri. MSG ditambahkan ke dalam masakan untuk menghasilkan rasa gurih, mirip dengan glutamat yang diproduksi secara alami oleh bahan makanan segar.

Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dampak dari penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) yang melebihi batas. Pada beberapa kasus, MSG dapat memicu reaksi alergi seperti gatal-gatal, bintik-bintik merah di kulit, keluhan mual, muntah, sakit kepala dan migren. Selain itu, ada istilah “Chinese Restaurant Syndrome (CNS)” yaitu gejala pusing dan sesak bila mengonsumsi MSG yang berlebih. MSG juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan dalam jangka panjang seperti hipertensi, obesitas, kanker, Alzheimer, gangguan spermatogenesis, Parkinson dan stroke.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widyalita (2014) yang bertujuan untuk mengetahui seberapa penting Monosodium Glutamate (MSG) berperan dalam setiap pangan jajanan yang dijajakan di daerah Makassar dan untuk mengetahui apakah kadar MSG yang digunakan sesuai standar atau tidak. Ternyata dari hasil, dibuktikan bahwa kadar MSG di dalam jajanan yang diperdagangkan masih dalam batas normal konsumsi. Penelitian tersebut belum tertentu sama dengan yang ada di daerah lain di Indonesia.

Laporan dari Experimental Eye Research tahun 2002 bahwa konsumsi tinggi berakibat kerusakan pada fungsi dan morfologi retina. Akibatnya banyak terjadi glaukoma (peninggian tekanan dalam bola mata). Proses ini terjadi secara perlahan, yang kalau pada manusia diduga akan terjadi pada umur sekitar 40 tahun, setelah konsumsi MSG sejak anak-anak.

Sesuai dengan saran yang diajukan, takaran MSG dalam sehari seharusnya memiliki batas. Batas maksimum penggunaan MSG sesuai Acceptable Daily Intake (ADI) adalah 0-120 mg/kg berat badan. Kemungkinan apabila dalam satu hari kita mengonsumsi MSG terlalu banyak dan dikonsumsi dalam waktu yang lama maka dipastikan akan mengalami gejala CNS dan penyakit yang telah disebutkan di atas.

Dampak lain yang diakibatkan karena mengonsumsi MSG yang tidak sesuai dengan batas, dapat terjadi kemunduran otak dalam berkembang, sehingga anak-anak sebenarnya kurang baik jika dibiarkan mengonsumsi MSG dalam jumlah yang banyak dan dalam jangka waktu yang lama. Sebaiknya kita menghindari terlalu sering memakan makanan cepat saji dan makanan lain yang diawetkan. (SPT)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here