Benarkah Video Games Dapat Meningkatkan ADHD pada Anak

www.sehatfresh.com

SehatFresh.comAttention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah suatu gangguan perilaku yang membuat anak berperilaku impulsif (tidak berpikir panjang sebelum bertindak), hiperaktif hingga sulit berkomunikasi dengan orang lain. Anak yang sulit fokus karena memiliki kondisi attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dapat diatasi dengan terapi yang kadang dibantu juga dengan obat-obatan.

Terkait hal tersebut, sebuah perusahaan video game tengah berusaha mengembangkan permainan yang juga bisa membantu terapi ADHD. Sampai saat ini belum ada bukti kuat yang dapat memastikan kalau kecanduan main video game bisa menimbulkan ADHD pada anak. Namun, anak-anak yang gemar bermain video game berisiko tinggi untuk mengembangkan gejala ADHD beberapa tahun kemudian.

Bahkan dalam beberapa kasus, bermain video game justru membantu meredakannya. Hal ini karena anak dengan ADHD mudah bosan dan pikirannya mudah teralihkan dan sewaktu bermain video game, anak dituntut untuk fokus dan merespons dengan cepat.

Selain itu, video game memberi respons yang berbeda-beda terhadap langkah dan keputusan yang diambil saat bermain, juga memberi banyak hal yang mampu menarik perhatian anak ADHD. Kebanyakan anak ADHD lebih tertarik bermain video game daripada anak-anak pada umumnya. Pergerakan cepat pada layar, mampu menarik perhatian anak ADHD dan membuatnya tidak sempat berpikir hal lain.

Pada dasarnya, bermain video game dapat melatih kemampuan kognitif yang membuat pemainnya perlu fokus mencapai tujuan. Bermain video game kemungkinan juga dapat menambah kepercayaan diri anak ADHD. Meski begitu, para ahli menekankan agar orangtua tetap memberi batasan, dan tidak membiarkan anak bermain video game secara berlebihan.

Para ahli menemukan terapi alternatif bagi anak penyandang ADHD yang bebas obat-obatan karena menggunakan basis pengembangan game komputer yang dirancang untuk anak-anak. Para orang tua cemas dengan jenis pengobatan yang diberikan kepada anak-anak mereka, oleh sebab itu mereka meminta perawatan yang bebas obat.

Efek dari kecanduan main game tidak hanya berisiko dialami oleh anak tanpa ADHD. Kondisi anak yang sebelumnya telah didiagnosis memiliki ADHD pun bisa semakin parah, ketika frekuensi bermain video game-nya tidak terkontrol. Dibandingkan dengan saat belajar di kelas yang hanya mengandalkan suara dari guru, pikiran anak dengan ADHD jauh lebih mudah terpusat ketika sedang berkonsentrasi memenangkan suatu permainan.

Pasalnya, permainan turut melibatkan berbagai efek khusus seperti bantuan dari musik, pencahayaan, dan visual yang tampak menarik. Berikut durasi waktu yang dapat Anda tetapkan untuk anak dengan ADHD bermain video game:

  • Anak usia prasekolah: hanya dengan pendampingan orang tua dengan durasi yang sangat terbatas.
  • Anak SD: 1-1,5 jam per hari, termasuk waktu menonton TV.
  • Anak SMP: 1,5-2 jam per hari, termasuk nonton TV dan mengakses ponsel.
  • Anak SMA: 2-2,5 jam per hari. Durasi ini dapat dinegosiasikan sesuai kebutuhan akademis. (KKM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here