SehatFresh.com – Masa remaja merupakan masa yang penting, karena pada masa inilah remaja mencari dan menemukan keinginannya dan jati dirinya. Remaja pada zaman sekarang telah mmengikuti berbagai informasi yang berkembang dan dapat mencari berbagai hal yang diminatinya.
Banyak pula remaja yang menerapkan pola sehat maupun diet ketat untuk mendapatkan bentuk badan seperti yang diidolakan maupun sesuai keinginan masing-masing. Namun, masih terdapat beberapa siswa yang mengikuti cara yang kurang baik. Bukannya membangun tubuh untuk lebih sehat tetapi malah mengalami gangguan makan, seperti bulimia.
Apa itu bulimia?
Bulimia merupakan ganggguan pola makan dimana penderitanya tidak dapat berhenti makan dan selalu melahap sejumlah besar makanan dalam jangka waktu pendek tanpa bisa dikontrol. Kemudian karena merasa makanan tersebut dapat membuat berat badan berlebih, maka mereka akan berusaha memuntahkan apa yang mereka makan, berpuasa, dan berolahraga sangat keras.
Sebagian besar penderita bulimia adalah perempuan, namun laki-laki tentu juga dapat mengalami gangguan ini. Gangguan makan ini dipicu oleh stres, diet yang tidak efektif, atau upaya untuk mengatasi emosi yang menyakitkan dan gangguan citra tubuh.
Apa saja gejala bulimia pada remaja?
Beberapa gejala yang mungkin ditemukan seperti :
- Mengonsumsi makanan secara berlebihan dalam waktu terbatas (beang eating).
- Merasa tidak mampu berhenti makan.
- Terus makan meskipun kekenyangan.
- Sering menghawatirkan berat badan atau bentuk tubuh.
- Mengalami perasaan bersalah, malu, atau cemas setelah makan.
- Memuntahkan makanan setelah makan secara berlebihan.
- Melakukan diet atau berpuasa untuk menebus perilaku makan berlebihan.
- Ketakutan berlebihan pada penambahan berat badan.
- Menggunakan obat pencahar atau menggunakan obat penahan nafsu makan.
- Mengalami dehidrasi dan gangguan menstruasi.
- Dari segi psikologis sering merasa bersalah akibat makan berlebihan, gelisah dan marah setelah makan.
Faktor risiko yang meningkatkan bulimia
Faktor utama yang mungkin akan meningkatkan terkena bulimia :
- Masa remaja atau transisi menuju kedewasaan.
- Wanita lebih rentan terkena bulimia dibanding dengan pria.
- Memiliki riwayat gangguan pola makan dalam keluarganya.
- Berada pada tekanan sosial.
- Memiliki gangguan mental seperti kemarahan, depresi, gangguan kegelisahan, juga gangguan obsesif-kompulsif.
- Berada dibawah tekanan pekerjaan.
Penanganan bulimia
Bulimia atau gangguan makan dapat ditangani dengan terapi kognitif perilaku yang ditujukan agar pasien sadar bahwa ia membutuhkan perawatan. Pasien juga perlu untuk melakukan diet dan pengawasan untuk pola hidup sehat.
Selain itu dukungan dari lingkungan sekitar juga diperlukan untuk membantu pasien dalam menghadapi gangguan makan bulimia ini. Anjurkan untuk selalu mengikuti intruksi dokter jika mengalami keluhan setelah mengonsumsi obat. Membantu pasien untuk makan dengan teratur dan dalam porsi normal.