Cara Mendeteksi Keterlambatan Bicara atau Speech Delay pada Anak

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Speech delay atau keterlambatan bicara terjadi pada anak dengan berbagai faktor penyebab. Bila ini terjadi pada anak Anda, jangan terlampau panik karena ada berbagai cara untuk mendeteksinya.

Rita Rahmawati, terapis wicara di RS Harapan Kita dan Rumah Terapi mengatakan, cara paling mudah untuk mendeteksi speech delay adalah dengan membandingkan kemampuan anak dengan anak lain seusianya. “Karena standar rata anak usia 12  bulan menurut beberapa ahli  paling tidak memiliki 1–20 kata yang harus dikuasainya dan usia 18 bulan anak-anak harus memiliki 20 sampai 100 kata,” tutur Rita.

Sementara itu, dr Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya mengatakan, memang sering orangtua terlambat menyadari speech delay pada anak. Untuk membantu para orangtua mengenali fase berbicara anak, ia memiliki tabel tahapan bicara.

“Misalnya umur 1–6 bulan harusnya sudah cooing. Tapi, anak sampai tujuh bulan belum cooing, bisa jadi speech delay tuh. Tapi, kebanyakan orangtua baru sadar setelah anak berusia di atas dua tahun karena membandingkan dengan tetangga atau anak sebayanya yang sudah bisa bicara,” tambah dr Meta.

Jika dilihat dari bagan perkembangan bicara anak, usia satu hingga enam bulan memang belum bisa bicara. Namun, mereka akan merespons perkataan orangtua atau yang biasa disebut sebagai fase cooing. Pada usia 12 bulan, anak biasanya sudah bisa memanggil ayah dan ibu, meskipun belum begitu jelas. Biasanya, anak juga sudah bisa mengucapkan kata-kata sehari-hari yang terdiri dari dua atau tiga suku kata.

Benarkah gangguan bicara banyak ditemukan? Penelitian yang dilakukan di Klinik Perkembangan Anak, RS Bunda, Jakarta, pada tahun 2003 terhadap sekitar 60 orang anak (hanya sebagian kecil anak yang datang pada usia kurang dari satu tahun) menunjukkan, belum bicara merupakan keluhan sebagian besar orangtua yang pada akhirnya didiagnosis sebagai Gangguan Perkembangan Multisistem (Multisystem Developmental Disorders atau MSDD). Nah, gangguan ini adalah salah satu bentuk kelainan perkembangan yang muncul dalam bentuk gangguan relasi (berinteraksi) dan komunikasi yang akhir-akhir ini tampaknya terus meningkat.

Sayangnya, seringkali orangtua baru buru-buru ke dokter ketika anaknya yang berusia 18 bulan atau dua tahun belum juga bicara. Padahal, sebenarnya ini sudah agak terlambat.

Menurut direktur klinik perkembangan anak RS Bunda, Jakarta, pada tiga tahun pertama kehidupan, otak adalah organ yang sangat pesat tumbuh kembangnya. Nah, periode ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan stimulasi seandainya anak mengalami gangguan tumbuh kembang. Oleh sebab itu, deteksi dini sangatlah penting, terutama di 12 bulan pertama kehidupan si kecil. (SBA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here