Cara Mengetahui Stunting pada Anak

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Apakah anda tahu apa itu stunting? Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan zat gizi kronis, sehingga tinggi anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi kronis pada anak dipengaruhi oleh kondisi kesehatan dan nutrisi ibu atau calon ibu yang buruk, asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dari bayi dan balita, serta seringnya infeksi selama masa awal kehidupan. Banyak teori yang menyatakan bahwa kurangnya asupan makanan yang mengandung zink zat besi serta protein ketika anak masih berusia balita adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan kejadian ini.

Status kesehatan dan nutrisi ibu sebelum, selama dan setelah hamil mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, dimulai sejak di dalam kandungan. Stunting bukan hanya masalah perawakan pendek, namun stunting juga mempunyai efek jangka panjang pada individu maupun komunitas yaitu anak stunting lebih rentan terhadap penyakit, cenderung bermasalah di sekolah dan sebagai orang dewasa, peluang untuk mendapatkan pekerjaan lebih rendah dibandingkan orang dewasa dengan perawakan normal. Risiko lain yang dialami oleh anak pendek atau stunting di kemudian hari yaitu kemampuan kognitifnya lemah, risiko untuk terserang penyakit infeksi lebih tinggi dan mudah lelah dan tak lincah dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.

Beberapa gejala dan tanda yang terjadi kalau anak mengalami gangguan pertumbuhan yaitu berat badan anak tidak naik bahkan cenderung menurun, anak mudah terkena penyakit infeksi dan perkembangan tubuh terhambat. Untuk mengetahui apakah tinggi anak normal atau tidak, Anda harus secara rutin memeriksakannya ke pelayanan kesehatan terdekat.

Pencegahan terhadap stunting harus menjadi prioritas dikarenakan dampak negatif stunting tidak hanya pada kualitas hidup individu tetapi juga terhadap komunitas. Langkah-langkah pencegahan stunting yang direkomendasikan oleh WHO yaitu:

  1. Menetapkan kebijakan dan atau memperkuat intervensi untuk memperbaiki nutrisi dan kesehatan ibu yang dimulai dengan remaja putri.
  2. Meningkatkan identifikasi, pengukuran dan pengertian stunting serta meningkatkan cakupan aktivitas pencegahan stunting.
  3. Memperkuat intervensi berbasis komunitas, mencakup ketersediaan air bersih, perbaikan sanitasi dan hygiene untuk melindungi anak dari diare, malaria, cacing usus dan kondisi lingkungan yang menyebabkan infeksi subklinis.
  4. Melaksanakan intervensi untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan praktek pemberian makanan tambahan.

Upaya intervensi pada stunting meliputi :

  1. Pada ibu hamil

Perbaikan asupan gizi dan kesehatan ibu hamil merupakan cara terbaik dalam mengatasi stuntingIbu hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) maka perlu diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut.

  1. Pada saat bayi lahir

Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan setelah bayi lahir, dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif). Konsumsi ASI juga meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga menurunkan risiko penyakit infeksi.

  1. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun

Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih.

  1. Memantau pertumbuhan

Balita di posyandu merupakan upaya yang sangat strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan. Pemantuan pertumbuhan tidak hanya dengan pengukuran berat badan saja, tetapi juga pengukuran panjang badan atau tinggi badan, serta dilakukan pencatatan hasil pengukuran anak dalam bentuk grafik tumbuh kembang. (KKM).

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here