Cara Mewaspadai Etika Remaja Bermain Media Sosial

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Dengan berkembangnya teknologi infomasi, media-media komunikasi juga sudah berkembang. Memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk bertukar kabar dan informasi. Tidak lagi menggunakan media surat yang ditulis tanggan lalu dikirim melalui pos.

Kini, media sosial hadir untuk semua orang. Media sosial sudah sangat akrab dengan semua kalangan, bahkan semua umur. Anak-anak yang mengenal gadget sudah pasti mengenal media sosial. Dewasa ini, media sosial sedang dalam masa jayanya sebagi media bertukar informasi.

Bahkan saking mudahnya, orang-orang mulai lupa jika dalam bermedia sosial juga memiliki etika. Karena itu, baru-baru ini sedang ramai pemblokiran media sosial karena dikhawatiran penyebaran berita bohong yang marak beredar menjadi lebih luas. Lalu apa saja etika dalam bermedia sosial? Berikut adalah beberapa etika bermedia sosial :

  1. Hindari penyebaran berita SARA dan pronografi

Suku, agama, dan ras atau yang biasa disingkat SARA merupakan hal yang perlu dihindari ketika membuat atau menyebarkan berita di media sosial. Percakapan atau informasi yang mengandung SARA dikhawatirkan akan menyinggung pihak lain dan dapat menyebabkan suatu konflik. Dan dengan menyebarkan konten pornografi akan merugikan banyak pihak. Belum lagi jika anak di bawah umur melihat konten tersebut.

  1. Hindari mengunggah atau menyebarkan aksi kekerasan

Foto korban kecelakaan, foto korban pelecehan atau kekerasan, foto dan tempat kejadian kekerasan, kecelakaan dan pelecehan biasanya akan langgsung mendapat banyak tanggapan dari para pengguna media sosial. Tapi, sebenarnya ini telah melanggar etika bermedia sosial. Menyebarkan informasi semacam itu dianggap akan menambah kesedihan dari pihak keluarga korban.

Selain itu, rasa trauma korban bisa bertambah saat melihat media yang memberitakan dirinya. Perasaan malu pada keluarga pelaku juga akan timbul ketika melihat keluarganya dicap sebagai pelaku kejahatan. Hal buruk inilah yang dihindari dari menyebarkan berita kekerasan, kecelakaan atau pelecehan. Jika ingin memberikan informasi kepadabanyak orang mengenai berita tersebut, ada baiknya untuk tidak menyertakan foto dan tidak menyebutkan nama jelas korban.

  1. Periksa kembali kebenaran berita

Bukan hanya media komunikasi saja yang berkembang, teknologi di bidang editing juga sudah maju. Inilah yang menjadi jalan sebuah berita bisa dimanipulasi. Rekayasa berita sudah banyak beredar. Untuk itu, ketika Anda mendapatkan sebuah informasi atau berita, Anda harus mengecek kebenaran berita tersebut terlebih dahulu. Langsung percaya dengan suatu berita yang beredar di media sosial bisa menyebabkan konflik di masyarakat.

  1. Jangan membeberkan informasi pribadi

Menjaga privasi Anda di media sosial merupakan hal yang harus dilakukan. Jangan mencantumkan alamat tepat tinggal Anda ataupun nomor telepon Anda secara sembarangan di media sosial. Memamerkan barang berharga yang Anda miliki pada media sosial sebaiknya juga tidak Anda lakukan. Karena hal ini mampu memicu terjadinya tindak kejahatan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here