Cara Mewaspadai Gejala Demam Berdarah pada Anak-anak

SehatFresh.com – Demam berdarah disebabkan oleh flavivirus. Virus ini ditularkan kepada orang-orang terutama melalui gigitan kutu atau nyamuk yang terinfeksi. Untuk demam berdarah, pembawa virusnya adalah nyamuk betina Aedes aegypti. Nyamuk ini aktif pada siang hari dan paling aktif selama dua jam setelah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari terbenam.

Ada empat serotipe virus demam berdarah, yaitu DENV 1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-4. Infeksi dengan satu jenis serotipe mengakibatkan infeksi yang tidak mematikan yang pada akhirnya membuat orang yang terinfeksi menjadi kebal terhadap serotipe tersebut tetapi tidak pada serotipe yang lain.

Setiap individu bisa terkena demam berdarah hingga empat kali, sekali untuk setiap serotipe. Berdasarkan tingkat keparahannya, kondisi dibedakan menjadi demam berdarah, demam berdarah dengue (DBD) dan dengue shock syndrome (DSS).

  • Demam berdarah

Demam berdarah ditandai dengan demam mendadak hingga seminggu. Gejala lain mungkin termasuk sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi, mual dan muntah. Anak yang lebih tua mungkin mengalami sakit punggung yang parah.

Ruam mungkin muncul ketika demam mulai mereda. Ruam mungkin tidak terlihat pada orang berkulit gelap. Mungkin juga ada pendarahan kecil, termasuk pendarahan pada gusi. Tidak ada vaksin untuk demam berdarah. Pengobatan medis ditujukan untuk meringankan gejala hingga infeksi terburuk terlewati.

  • Demam berdarah dengue

Demam berdarah dengue (DBD) adalah manifestasi demam berdarah yang lebih parah. Komplikasi demam berdarah ini telah menjadi endemik di Asia Tenggara, Afrika dan Amerika Latin. Gejalanya meliputi demam tinggi hingga 105,8° F (41° C) dan kecenderungan perdarahan spontan dan pembekuan darah abnormal. Demam di kisaran sangat tinggi ini dapat menyebabkan kejang-kejang.

Perdarahan gastrointestinal dan kerusakan hati juga mengindikasikan bahwa demam berdarah telah menjadi DBD. Perawatannya melibatkan penggantian cairan yang hilang dan transfusi jika terjadi perdarahan parah. Jika tidak diobati, demam berdarah dengue seringkali berakibat fatal pada anak-anak.

  • Dengue shock syndrome

Dengue shock syndrome (DSS) terjadi setelah demam berdarah telah berkembang menjadi demam berdarah dengue (DBD) serta pengisian cairan dan kontrol perdarahan belum ditetapkan. Karena bermula dari demam berdarah, DSS didahului oleh demam tinggi yang berlangsung seminggu, pendarahan hemoragik, penurunan jumlah trombosit dan bukti kebocoran plasma.

Dengue shock syndrome menyebabkan nadi lemah, gelisah, keringat dingin serta tanda-tanda syok. Ketika terlihat tanda-tanda syok, tingkat kematian dapat mencapai 50 persen. Dengan terapi penggantian cairan yang tepat dan kontrol perdarahan di tempat, risiko kematian dapat diturunkan.

Jumlah kasus demam berdarah naik setiap tahun pada musim penghujan dan musim pancaroba di Indonesia. Upaya fogging tampaknya juga belum menjadi satu solusi yang efektif. Oleh karenanya, tindakan pencegahan lainnya juga sangat penting.

Penting untuk membasmi jentik-jentik nyamuk dengan cara membersihkan tempat penyimpanan air seminggu sekali dan menutupnya lagi. Untuk tempat-tempat yang tidak dapat dibersihkan, taburi bubuk abate yang bisa dibeli di apotek. Lakukan ini dua sampai tiga kali dalam seminggu. Kubur juga barang-barang bekas yang dapat menampung air agar tidak menjadi tempat bertelur nyamuk.

Selain itu, penting juga untuk selalu mengonsumsi makanan sehat agar tahan tubuh selalu prima. Secara garis besar, perilaku hidup bersih dan sehat adalah kunci utama dalam pencegahan penyakit termasuk demam berdarah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here