SehatFresh.com – Parents, apakah Anda sering membandingkan anak sendiri dengan anak lain? Entah dari segi kepatuhan, nilai di sekolah maupun kemampuan bermain. Baiknya hentikan sekaang juga, karena efeknya akan buruk pada anak.
Mungkin Anda bermaksud baik dengan membandingkan anak, agar dia lebih kompetitif sehingga lebih terpacu untuk berprestasi. Namun anggapan ini sangatlah salah. Apa saja dampak orangtua yang hobi membandingkan? Berikut ulasannya:
- Stres
Saat terus-terusan dibandingkan dengan anak lain, anak Anda akan merasa terbebani. Sikap orangtua yang menekan dia untuk menunjukkan kemampuan yang lebih baik, akan membuat anak gelisah dan sulit tidur. Sebaiknya Anda mencoba bicara dengan anak, tanyakan dengan lembut apa yang membuat performanya turun. Apakah ada hal yang mengganggu pikirannya, kemudian cari solusinya bersama-sama.
2. Merasa rendah diri
Dengan dibandingkan, anak akan mulai berpikir bahwa anak-anak lain selalu lebih baik darinya. Dan dia tidak mampu membuat sesuatu yang baik, atau memenuhi harapan orangtua. Perasaan seperti ini sangatlah buruk bagi kepribadian anak, dan akan membuat prestasi akademiknya menurun drastis.
3. Menghindari keramaian
Ketika anak terus-terusan dicibir karena kemampuannya kurang dibandingkan yang lain, atau terlalu sering menjadi bahan perbandingan. Dia akan mulai menghindari interaksi sosial dan keramaian. Akibatnya, anak akan menjadi pribadi yang introvert dan tidak memiliki banyak teman.
4. Sikap acuh tak acuh
Bila segala pencapaian yang dilakukan anak selalu diabaikan, karena dianggap tidak sepadan dengan anak lain. Maka anak akan bersikap cuek, dan malas untuk meraih prestasi apapun untuk menyenangkan orangtuanya. Karena orangtua terus-terusan memuji anak lain, maka anak akan berpikir bahwa apa yang dilakukannya adalah kesia-siaan. Sehingga dia merasa tidak perlu repot berusaha untuk memuaskan orangtuanya lagi.
5. Bakat yang Tidak Tampak
Saat anak suka sekali melakukan satu hal, ini bisa jadi indikasi bahwa bakatnya ada di bidang tersebut. Namun, saat orangtua menyuruhnya melakukan hal lain yang jauh lebih bermanfaat menurut orangtua, anak akan mengalami dilema. Bakat yang sedang ia kembangkan tidak diapresiasi dan iapun melakukan hal yang diinginkan orangtua dengan setengah hati.
Akhirnya, anak tidak bisa mencapai apapun dengan maksimal. Bakatnya tidak bisa tumbuh karena ditekan orangtua, dan kemampuannya di bidang yang lain tidak bisa maksimal karena bukan dari hatinya. Tentu Anda tidak mau anak Anda menjadi menderita begini bukan?
6. Rendah Diri
Saat dia sudah berusaha keras mencapai sesuatu, namun masih dibilang untuk mencontoh anak lain. Hal ini akan mematahkan kepercayaan dirinya. Anak pun mulai mengembangkan pemikiran bahwa apa yang dilakukannya tidak akan pernah cukup. Hal ini akan sangat memengaruhi prestasi dia ke depannya. (MLS)