Dampak Perasaan Trauma Dimasa Kecil

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Sebagian besar orang, masa kanak-kanak adalah yang paling menyenangkan dan sulit dilupakan. Namun, ada pula sebagian orang yang memiliki pengalaman buruk di masa kecilnya dan hal tersebut sama-sama sulit untuk dilupakan. Masa kecil yang indah tentu dikenang sebagai memori yang indah pula.

Sedangkan masa kecil yang kurang membahagiakan akan menjadi trauma yang membekas hingga dewasa. Konsekuensi buruk dari trauma masa kecil tidak hanya berdampak pada kehidupan anak-anak dalam waktu dekat. Namun, dapat memiliki dampak jangka panjang yang parah pada kehidupan dewasanya.

Dampak dari trauma anak-anak dapat menyebabkan gangguan di hidupnnya saat anak menjadi remaja dan dewasa nantinnya dan beberapa dampak trauma masa kecil yang wajib diketahui yaitu :

  1. Ketakutan Ditinggalkan

Ditinggalkan menjadi musuh yang paling kita takuti saat kecil. Menjadi anak kecil yang sendirian dan tidak terlindungi dari dunia yang tidak pasti, sangatlah menakutkan. Ketika seorang anak mengalami hal semacam ini, akan menjadi sebuah trauma bagi mereka. Hal ini bisa berpengaruh ketika anak menjadi dewasa. Mereka akan melakukan apa pun untuk tidak ditinggalkan lagi. Ini berbahaya bagi mereka yang memiliki hubungan.

  1. Selalu menyalahkan diri sendiri

Selalu dimarahi dan disalahkan semasa kecil, meski itu bukan kesalahan kalian, bisa menyebabkan munculnya sifat rendah diri di kemudian hari. Tak hanya itu, kejadian tersebut juga bisa membuat anak selalu merasa bertanggung jawab terhadap semua kesalahan yang terjadi di sekitar. Padahal, terus-menerus menyalahkan diri sendiri bisa menimbulkan kelelahan batin hingga depresi. Keadaan ini bisa berujung pada pemikiran untuk melakukan bunuh diri.

  1. Menjadi seorang pemarah

Apabila sedari kecil anak hidup di lingkungan keluarga yang selalu bertindak kasar, selalu marah, anak akan cenderung tumbuh sebagai pribadi yang pemarah. Ya, mungkin kalian pernah merasa sudah melakukan yang terbaik saat masih anak-anak, tetapi orang tua tidak pernah mengapresiasi atau malah meremehkannya. Hasilnya atau cara berinteraksi kasar tersebut tertanam lama dalam diri anak. Dan anak akan selalu bersikap ofensif saat seseorang mengkritik, karena trauma dengan penilaian dari orang lain.

  1. Menjadi orang yang pasif

Tidak pernah dipercaya untuk melakukan tindakan yang berarti dan tidak pernah diberi kesempatan untuk mengutarakan pendapat semasa kanak-kanak bisa membuat remaja tumbuh menjadi pribadi yang pasif. Sebab, remaja tersebut merasa trauma jika nantinya pendapat yang dilontarkan malah akan mengundang amarah, cemoohan atau bahkan langsung diusir oleh orang lain.

  1. Ketidakadilan

Perasaan ketidakadilan dialami di lingkungan di tempat yang otoriter. Kepribadian ini hanya menimbulkan perasaan tidak berdaya dan rasa disia-siakan. Orang seperti ini nantinya hanya melihat suatu hal hanya hitam dan putih.

Mereka akan mencoba berbagai hal untuk memperoleh suatu keberhasilan. Ini juga bisa membuat mereka jadi orang yang fanatik. Tidak mungkin mereka akan mencapai keinginan mereka dengan cara-cara yang radikal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here