SehatFresh.com – Poligami adalah sistem perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau mengawini beberapa lawan jenisnya dalam waktu yang bersamaan. Dalam antropologi sosial, poligami merupakan praktik pernikahan kepada lebih dari satu suami atau istri (sesuai dengan jenis kelamin orang bersangkutan). Saat ini perbincangan mengenai poligami memang cukup trending di Indonesia, bahkan sudah banyak sekali kasus-kasus mengenai poligami yang ada.
Poligami sendiri merupakan praktek pernikahan lebih dari satu istri atau suami sekaligus dalam suatu saat. Hal ini berlawanan dengan prinsip monogami, yang mana seseorang hanya memiliki satu istri atau suami. Ada 3 bentuk poligami yang ada yaitu poligini yang mana seorang pria memiliki lebih dari satu istri, poliandri yaitu seorang wanita yang memiliki lebih dari satu suami dan pernikahan kelompok.
Namun saat ini masyarakat lebih banyak mengenal tentang poligami, sebagai bentuk pernikahan antara satu suami dengan lebih dari satu istri. Para wanita yang mengalami poligami akan mengalami permasalahan gangguan jiwa yang berdampak juga buat kesehatan, mereka lebih mudah jatuh kedalam depresi, gangguan psikosomatik serta mengalami kecemasan dan paranoid.
Tetapi secara umum, fungsi keluarga wanita yang mengalami poligami ternyata tidak ada perbedaan dengan wanita monogami. Mereka mengalami gangguan psikosomatik dan gangguan somatisasi. Jika ditanyakan apakah mereka yang mengalami poligami setuju mengalami poligami mereka umumnya setuju berbeda dengan wanita yang monogami mereka tidak setuju untuk dipoligami.
Poligami tidak hanya berdampak negatif bagi isteri, tetapi juga anak. Pada dasarnya semua anak berharap memiliki keluarga yang ideal, satu ayah dan satu ibu. Hadirnya keluarga lain dalam kehidupannya, dapat memacu rasa cemburu, marah, sedih dan kecewa. Praktek poligami sendiri dilegalkan oleh beberapa agama, termasuk Islam, dengan tujuan yang baik untuk sesamanya.
Namun saat ini banyak praktek-praktek poligami yang tidak sesuia dengan syariat yang ada yang mana memberikan dampak negatif, baik itu kepada istri, anak, maupun keluarga lainnya. Beberapa dampak mengenai polihami pada istri yang dimadu yaitu dampak psikologis dari poligami pada istri. Berikut dampak yang terjadi apabila seorang istri di madu oleh suaminya yaitu :
- Munculnya perasaan bersalah atau bahkan menyalahkan dirinya sendiri atas pilihan suaminya untuk melakukan poligami diakibatkan ketidak mampuannya dan kegagalannya dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai istri.
- Memicu rasa ketidak adilan bagi sang istri karena suami kini harus membagi perasaan, harta, dan lainnya kepada wanita lainnya.
- Menjadi pemicu munculnya kasus-kasus KDRT dalam rumah tangga, tak hanya pada istri namun juga bisa terhadap anak.
- Istri merasa malu dengan lingkungan sekitar sehingga sering menghindari aktivitas sosial di lingkungan masyarakat.
- Memicu rasa stress dan depresi berat bagi istri yang belum siap menerima kondisi yang ada.
- Wanita akan kehilangan sumber rasa aman, nyaman dan kasih sayang dari suaminya. Ia merasa tidak disayangi oleh suami. Ketika suami menikah lagi, berarti suami harus membagi waktu dan perhatiannya untuk istri-istrinya.
- Wanita menjadi cemas dan khawatir dengan kondisi dan masa depan diri maupun anak.