Dampak Small Penis Syndrome pada Kehidupan Seks

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Bagi pria, penis adalah salah satu organ tubuh yang sering mendapat perhatian ekstra. Salah satu perhatiannya terkait panjang penis yang dimiliki. Singkatnya, penis yang panjang akan membuat kehidupan pria jadi lebih bahagia. Setidaknya itu yang ada di benak sebagian pria.

Masalahnya, ada yang namanya sindrom penis kecil (small penis syndrom). Small penis syndrome adalah gangguan psikologi yang dialami oleh pria. Gangguan ini muncul bukan karena penis yang mereka miliki benar-benar kecil. Kadang kala, penis sudah termasuk besar dan panjang, tapi gara-gara minder dengan orang lain atau melihat video pornografi, pria jadi tidak percaya diri lagi dengan penis yang dimiliki.

Penderita sindrom penis kecil berbeda dengan pemilik mikropenis. Penderita mikropenis biasanya memiliki penis dengan panjang kurang dari sekitar 6,9 sentimeter saat ereksi. Penderita sindrom penis kecil memiliki penis yang ukurannya lebih besar daripada mikropenis.

Pria yang menderita sindrom penis kecil juga punya sejumlah tanda, mulai dari mudah cemburu dengan pria lain hingga menghindari topik mengenai seks atau penis. Padahal, pada sebuah penelitian mengungkapkan, sekitar 89% wanita mengaku puas dengan ukuran penis pasangannya. Namun sebagian pria sudah terlanjur tercipta persepsi yang salah mengenai hubungan ukuran penis dengan hasil kenikmatan dalam berhubungan seks.

Akibatnya, tidak sedikit jumlah pria di Indonesia yang akhirnya mengambil keputusan untuk menempuh usaha proses membesarkan ukuran penis. Hal tersebut secara tidak langsung memperlihatkan fenomena tingginya persoalan kekhawatiran ukuran organ genital pada kaum pria. Menurut riset yang dimuat Journal Urology BJU International, tercatat bahwa pria yang mengalami small penis syndrome mencapai sekitar 45 persen.

Sindrom yang menyerang pria ini sekilas tidak terlihat membahayakan. Namun, kalau sudah parah pria bisa mengalami banyak kemunduran pada dirinya. Pria yang mengalami sindrom penis kecil tak hanya berdampak pada sisi psikologisnya, melainkan bisa merembet ke kehidupan seksualnya.

Kepercayaan diri penderitanya bisa meluntur, kepribadian terdekadensi menjadi anti sosial, kehidupan seks yang tidak membara lagi. Bahkan, tidak menutup kemungkinan berpotensi menjadi depresi berlebihan yang dapat menjerumuskan kematian akibat bunuh diri. Apalagi gangguan ini tidak hanya muncul pada hal-hal yang berbau seks saja, tapi juga kehidupan sehari-hari.

Meski cukup berbahaya, bukan berarti gangguan ini tidak bisa diatasi atau diminimalkan dampaknya. Komunikasi dengan pasangan harus dibangkitkan lagi. Pria selalu ingin tampak sempurna di depan pasangannya. Padahal tidak semua wanita menuntut kondisi penis harus sempurna.

Bila diperlukan, bantuan psikiater atau terapis seks bisa membantu. Di sana, pasangan akan diberi arahan tentang cara mengatasi sindrom yang cukup berbahaya ini. (SBA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here