SehatFresh.com – Salah satu gangguan mata yang menyerang anak-anak adalah mata malas. Istilah mata malas mungkin terdengar agak asing ditelinga kita, namun ini adalah sebutan untuk penderita gangguan mata (Amblyopia) yang disebabkan oleh tidak normalnya perkembangan mata pada masa balita.
Mata malas atau amblyopia mengindikasikan terjadinya pengurangan ketajaman penglihatan yang diakibatkan perkembangan penglihatan yang tidak normal selama masa bayi dan anak usia dini. Bayi prematur, bayi dengan bobot badan ringan dan keluarga yang mengidap katarak lebih berisiko mengalami gangguan mata ini. Mata malas ini terjadi pada sekitar 2-4% anak usia prasekolah dan menjadi penyebab tertinggi penurunan ketajaman penglihatan pada anak yang sifatnya ireversibel.
Apa yang menjadi penyebab mata malas?
Mata malas terjadi ketika bagian saraf yang menghubungkan mata dengan otak tidak merespon rangsangan dengan baik. Pada usia 4 tahun, normalnya perkembangan bagian otak yang memproses penglihatan hampir lengkap. Ketajaman penglihatan manusia mulai berkembang sejak usia bayi dan menjadi sempurna pada usia 5 tahun.
Perkembangan ketajaman penglihatan ini dipengaruhi oleh rangsangan visual yang masuk ke mata. Apabila mata mendapat rangsangan visual yang cukup, maka mata dapat berkembang dengan sempurna. Apabila salah satu atau kedua mata mendapatkan rangsangan yang kurang, maka perkembangan ketajaman penglihatan mata tersebut akan terhambat.
Bila otak tidak menerima bayangan yang jelas dari salah satu atau kedua mata, maka akan sulit meningkatkan kemampuan melihat setelah perkembangan otak selesai. Hal ini mengakibatkan otak hanya mengirimkan sinyal kepada mata yang sehat saja, sehingga menyebabkan gangguan penglihatan pada mata lainnya dan membuat mata terlihat sayu (sedih). Mata tersebut yang kemudian akan mengalami ambliopia atau mata malas.
Ada 3 hal yang dicurigai sebagai penyebab utama terjadinya mata malas, yaitu:
- Mata juling (Strabismic), di mana terjadi ketidakseimbangan otot saraf pada mata sehingga mata tidak dapat melakukan koordinasi dengan baik.
- Deprivasi (Deprivation), di mana mata mengalami gangguan berupa penghalang pada lapisan mata yang membentuk kabut (katarak).
- Refraktif (Refractive), di mana terjadi pembiasan cahaya yang tidak tepat, seperti silinder, rabun jauh, atau rabun dekat.
Gangguan mata malas biasanya tidak menimbulkan gejala, sehingga anak seringkali tidak mengeluhkan sesuatu. Sebagian besar kasus mata malas baru diketahui setelah dilakukan pemeriksaan mata sebelum atau sesudah memasuki sekolah. Gejalanya adalah mata tidak mengikuti arah gerakan benda dengan benar.
Kondisi ini sulit diketahui jika hanya dilihat secara sepintas, karena mata yang malas akan terlihat seperti mata normal. Gangguan mata malas biasanya hanya mempengaruhi satu mata, tetapi jika kedua mata kekurangan penglihatan jelas selama waktu tertentu saat anak-anak, maka kondisi ini bisa mempengaruhi kedua mata. Ciri fisik mata malas terlihat dari mata terlihat agak menurun.
Pada masa anak-anak, ambliopia dapat diatasi dengan menggunakan patching atau penutup untuk mata yang sehat. Menutup mata yang sehat dimaksudkan untuk melatih mata malas untuk bekerja lebih baik dan memperbaiki penglihatan.
Jika dibiarkan, mata malas dapat berujung pada kondisi kebutaan secara permanen. Karena gangguan mata ini sering dialami anak-anak, ada baiknya ayah dan ibu memeriksa kesehatan mata si kecil pada usia 3 hingga 5 tahun setelah lahir.
Ambliopia bisa cepat dicegah atau diobati bila terdeteksi pada usia dini guna mencegah terjadinya kerusakan mata yang lebih parah. Pengobatan yang diberikan untuk mata malas memiliki dua tujuan yaitu untuk menciptakan penglihatan yang jelas di kedua mata serta untuk memperkuat mata yang lemah.