dr. Astri Budikayanti, SpS(K) : Polimorfisme dan Ekspresi Gen Multidrug Resistent-1 C3435T serta Kadar Plasma Karbamazepin Pasien Epilepsi Lobus Temporal

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – #DokterTalk – Pada semua sindrom epilepsi, epilepsi lobus temporal (ELT) memiliki kemungkinan paling besar untuk menjadi resisten terhadap obat. Mutasi titik pada gen multidrug resistant-1 (MDR1) C3435T, yang berfungsi sebagai proteksi otak terhadap obat dan zat-zat yang berbahaya, dicurigai sebagai salah satu penyebabnya. Mutasi gen tersebut menyebabkan peningkatan ekspresi gen sehingga obat anti epilepsi (OAE), dimana struktur molekulnya bukan termasuk zat yang berbahaya, tidak dapat masuk ke dalam sel otak dan kembali ke pembuluh darah. Meskipun pasien sudah diberikan terapi dosis tinggi dan kadar obat di dalam darah juga tinggi, namun pasien tetap mengalami serangan epilepsi.

RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), sebagai salah satu pusat rujukan nasional, mempunyai angka kejadian ELT potensial resisten obat berkisar 84.51% dan dua pertiganya menggunakan OAE karbamazepin (KBZ). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi mutasi dan perbedaan ekspresi gen MDR1 pada pasien ELT dan juga kadar KBZ dalam darah (rentang terapi 4-12μg/mL).  Pasien ELT dibagi berdasarkan masih ada atau tidaknya serangan epilepsi dalam 1 tahun terakhir, bila tidak ada dianggap responsif dan resisten bila masih ada.

Pada penelitian ini didapatkan mutasi gen yang cukup sering dengan ekspresi yang berbeda pada pasien ELT resisten. Ditemukan dosis dan kadar KBZ dalam darah dua kali lipat dibandingkan ELT responsif. Pada dosis minimal sekitar 400mg didapatkan kadar cukup tinggi di dalam darah dan dapat mengontrol serangan epilepsi pada pasien yang responsif. Sementara pada ELT resisten dengan setengah dosis maksimal (800mg) didapatkan kadar KBZ yang hampir mencapai batas aman obat, bahkan 25% pasien resisten telah melebihi batas dan berbahaya. Pasien dengan mutasi gen cenderung memakai dosis obat dan mencapai kadar dalam darah yang lebih tinggi.

Mengingat tingginya mutasi dan ekspresi gen pada pasien ELT resisten serta pengaruhnya terhadap kadar obat KBZ dalam darah, penting dilakukan pemeriksaan gen MDR1 pada pasien ELT. Pemantauan kadar obat tersebut juga diperlukan sebagai panduan terapi terutama yang bermutasi gen MDR1, sehingga tatalaksana yang lebih agresif dan tepat dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi obat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here