SehatFresh.com – Serangan panic kemungkinan merupakan gejala dari gangguan kecemasan. Serangan ini merupakan sebuah masalah kesehatan yang sangat serius di AS. Setidaknya sekitar 20% orang dewasa di sana mengalami serangan panic di berbagai titik dalam kehidupan mereka. Sekitar 1,7% daripada orang dewasa di sana, atau sekitar 3 juta, memiiki full-blow gangguan panic di beberapa waktu selama kehidupan mereka, dan dua kali lebih sering dialami oleh perempuan di bandingkan dengan laki-laki.
Usia puncak awal seorang memiliki serangan panic pertama kali (onset) terjadi di usia remaja sekitar 15-19 tahun. Fakta lain tentang serangan panik ini sangatlah berbeda dengan jenis kegelisahan, karena serangan panic (panic disorder) merupakan gangguan yang kejadiannya mendadak dan seringkali hal tersebut tidaklah terduga, tidak beralasan, dan seringkali melumpuhkan.
Serangan panic pada seorang anak remaja dapat mengakibatkan nilai anak tersebut menurun, menghindari sekolah dan juga pemisahan lainnya daripada orang tua, serta adanya pikiran penyalahgunaan zat, depresi, hingga bunuh diri.
Gejala Serangan Panik
Gejala serangan panic secara tiba-tiba ni biasanya seperti jantung yang berdebar, dada terasa sakit, nyeri di bagian perut, mual, pusing, kesulitan untuk brnafas, kesemutan atau mati rasa di bagian tangan, hot flashes atau kedinginan, merasakan gemetar, distorsi persepsi atau mimpi sensasi, adanya rasa diteror dimana ia membayangkan sebuah hal mengerikan yang akan terjadi menimpa dirinya, dan lain sebagainya. Serangan panic ini biasanya berlangsung seputaran 10 menit, dimana selama waktu tersebut adalah kondisi yang paling menyedihkan bahwasanya seorang akan dapat mengalami, sebuah gejala yang erat dapat meniru seseorang yang terkena serangan jantung.
Penyebab Serangan Panik
Meskipun sebuah penyebab dari episode serangan panic ini tak diketahui secara khusus namun seperti halnya pada gejala emosional yang mana hal tersebut disebabkan daripada kombinasi antara kerentanan biologis, stressor sosial, dan juga cara berpikir.
Kombinasi dari gejala tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dimana akhirnya serangan panic tersebut terjadi. Para ilmuan selama ini masih belum mengetahui penyebab episode gangguan panic yang satu ini, namun mereka menduga bahwasanya gangguan panic juga terdi disebabkan oleh faktor keluarga. Mereka yang memiliki riwayat memiliki keluarga yang menderita gangguan panic, maka beresiko besar pula mereka tertular gangguan tersebut.
Studi berbeda mengindikasikan bahwa faktor kekurangan gizi seperti pada kekurangan zat seng atau magnesium juga menjadi faktor penting adanya risiko dari serangan panic yang terjadi. Sementara berdasarkan data statistic menunjukkan bahwasanya etnis dari minoritas yang kurang beruntung juga cendrung mengalami untuk mengalami gangguan internalisasi seperti pada gangguan panic ini.
Guna mencegah gangguan panic terjadi tersebut memang dianjurkan untuk selalu menjaga pola hidup sehat, dan rajin berolahraga hingga beraktivitas.