Gejala Kehamilan Superfetasi

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Kehamilan tentu menjadi momen yang paling di tunggu-tunggu oleh setiap pasangan usia subur. Tidak jarang beberapa pasangan menginginkan kehamilan kembar karena bisa langsung mendapatkan dua anak sekaligus.

Setiap ibu memiliki kondisi kehamilan yang berbeda-beda, bagaimana jika seorang ibu yang sudah hamil kemudian hamil lagi dalam waktu bersamaan? Kondisi ini memang ada, dan disebut dengan kehamilan superfetasi. Apa itu kehamilan superfetasi?

Superfetasi adalah pembentukan janin dalam rahim dan ketika janin lain sudah ada di dalam rahim lebih dulu atau ketika ibu hamil yang hamil dalam waktu bersamaan. Maka, ia akan mengandung dua janin yang beda usia.

Bayi yang terkandung di dalam rahim bukanlah bayi kembar. Pada kasus kehamilan kembar, sel telur yang sudah dibuahi oleh sel sperma akan membelah dan menjadi dua janin terpisah. Atau dua sel telur yang berbeda akan dibuahi oleh dua sel sperma di saat yang bersamaan. Umur kedua bayi kembar sudah pasti sama karena berasal dari siklus menstruasi yang sama.

Pada kasus kehamilan superfetasi, kedua janin berasal dari sel telur dengan pembuahan yang berbeda. Sehingga usia janin ini pun berbeda. Namun, biasanya usia yang terpaut hanya beberapa hari atau beberapa minggu. Superfetasi terjadi ketika wanita yang tengah mengandung mengalami ovulasi dan ketika berovulasi sel telur akan dilepaskan oleh indung telur. Jika pada masa pelepasan sel telur ini bertemu dengan sel sperma, dan akan terjadi pembuahan berikutnya.

Apa gejala kehamilan superfetasi yang bisa dikenali?

Kejadian kehamilan superfetasi ini menjadi kehamilan yang langka dan belum tentu kejadian ini bisa terulang lagi. Sebenarnya tidak ada gejala khusus yang menandai kondisi ini. Akan tetapi, superfetasi dapat dicurigai ketika seorang dokter memerhatikan bahwa dua janin tumbuh pada tingkat yang berbeda di dalam rahim. Selama USG, dokter akan meihat jenin memiliki ukuran yang berbeda. Kondisi ini biasanya disebut ketidaksesuaian pertumbuhan.

Namun, bukan berarti usia janin yang berbeda langsung menunjukkan bahwa ibu hamil mengalami superfetasi. Hal ini karena memang beberapa penjelasan yang lebih umum untuk gangguan pertumbuhan. Misalnya ketika plasenta tidak mampu mendukung kedua janin secara memadai (insufisiensi plasenta) penjelasan lain dalah ketika darah tidak terdistribusi secara merata antara bayi di dalam kandungan.

Kedua janin yang tumbuh di dalam rahim ibu seperti bayi kembar, namun dengan usia ynag berbeda dan perkembangan yang berbeda pula. Tanggal kelahirannya seharusnya berbeda juga, tetapi dari seluruh kasus yang tercatat, janin yyang beda usia akhirnya akan dilahirkan pada saat bersamaan. Hal ini tidak akan menjadi masalah karena usi bayi hanya terpaut beberapa minggu saja, sehingga bayi dapat lahir dengan selamat dan sehat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here