SehatFresh.com – Seks detoks dianggap dapat menjadi solusi terhadap kehidupan seks yang itu-itu saja. Tapi, benarkah demikian? Untuk lebih yakinnya, yuk kita simak apa kata ahli tentang seks detoks. Namun, sebelum menyimak pendapat para pakar, ada baiknya kita selidiki terlebih dahulu ihwal munculnya puasa seks.
Hubungan seks yang berapi-api sering dianggap hanya milik pasangan pengantin baru. Semakin bertambahnya usia pernikahan, seks sering dianggap sebagai rutinitas yang akhirnya menimbulkan kejenuhan. Penelitian terbaru menemukan bahwa wanita kehilangan minat untuk berhubungan seks setelah 12 bulan menikah.
Survei mengumpulkan data dari 4.839 pria dan 6.669 wanita berusia 16-74 tahun. Terungkap minat seksual mereka menurun seiring pertambahan usia dan wanita mengklaim lebih cepat bosan untuk berhubungan seks dibanding pria. Terlebih, pasangan di era moderen ini sama-sama memiliki aktivitas yang padat.
Begitu sibuknya, tanpa sadar kita menomorduakan hubungan di tempat tidur. Bahkan, sebagian perempuan menganggap seks hanya sebagai rutinitas. Energi yang habis setelah seharian beraktivitas juga membuat banyak pasangan memilih gaya bercinta yang itu-itu saja. Tak heran jika terjadi penurunan gairah.
“Ini berbahaya sekali karena emotional bonding dengan pasangan sangat penting. Kita seharusnya bisa meningkatkan gairah dan menjaga hubungan tidak cuma di awal pernikahan, tapi sepanjang usia,” kata psikolog Ajeng Raviando.
Ajeng mengatakan, seks bukan cuma urusan fisik. “Ada sentuhan, belaian dan keintiman. Ini hal yang sangat krusial dalam pernikahan,” ujarnya.
Menurutnya, keterbukaan dan komunikasi dengan pasangan harus selalu dijaga, termasuk dalam mengutarakan keinginan dan kebutuhan kita terhadap hubungan seks.
“Tentu saja dalam mengutarakan sesuatu sebaiknya dengan afirmasi positif sehingga tidak ada yang tersinggung,” saran Ajeng.
Berdasarkan itu, munculah seks detoks atau puasa seks. Istilah sex detox atau puasa melakukan aktivitas seks ini sebenarnya dikenalkan oleh terapis kenamaan Ian Kerner Phd yang menuliskannya dalam buku berjudul Sex Detox.
“Dalam bukunya tersebut, ia mengatakan, untuk menggapai kepuasan yang lebih baik, terkadang seseorang harus melupakan aktivitas seksual untuk sesaat. Puasa seks dapat dilakukan hingga 30 hari lamanya,” kata seksolog Dr. Mulyadi Tedjdapranata.
Nah, terapis seks Jane Greer, PhD mengatakan, kehidupan seks yang sehat dan berkualitas bisa dilihat dari ketika Anda dan pasangan merasa menarik dan diinginkan. Bahkan ketika Anda absen bercinta selama seminggu atau sedang tidak mood, gairah untuk bercinta bisa Anda miliki.
“Kunci untuk menjaga rasa aman dan nyaman ini adalah proaktif dalam mengekspresikan diri dan keinginan kepada pasangan sehingga Anda bisa terhubung secara seksual,” tutur Greer.
Seksolog klinis Debra Laino mengatakan merasa terhubung secara emosional dan merasa diinginkan oleh pasangan membuat seseorang lebih tertarik pada seks. Untuk mendapat kedekatan itu, Laino menyarankan setidaknya habiskan satu jam per minggu untuk saling mengutarakan perasaan Anda masing-masing, tanpa ada distraksi apapun. (SBA)