SehatFresh.com – Setiap sel yang ada di dalam tubuh kita membutuhkan nutrisi dan oksigen agar dapat mendukung proses metabolisme tubuh. Nutrisi dan oksigen tersebut dapat ditransfer melalui sistem peredaran darah dan darah tidak mampu ditransfer setiap saat apabila organ jantung tidak memompa dengan baik. Ketidakmapuan jantung dalam memompa merupakan masalah serius yang dihadapi oleh manusia, pasalnya jantung merupakan organ yang vital.
Pada dasarnya, penyakit jantung bukan disebabkan karena faktor keturunan, akan tetapi lebih mengarah pada pola hidup yang tidak sehat. Penyebaran penderita penyakit jantung pada saat ini bukan hanya pada orang dewasa yang sudah menginjak usia 40 tahunan, akan tetapi kelompok orang dewasa muda yang masih menginjak usia 20 atau 30 tahunan.
Kenyataan tersebut didukung dengan fakta bahwa saat ini dunia mengubah pola hidup masyarakat menjadi serba instan, terutama makanan instan. Kebiasaan masyarakat kini berdalih menjadi gemar mengonsumsi makanan yang instan dan cepat saji (fast food). Padahal makanan instan dan cepat saji belum tentu memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh, justru malah menjadikan awal dari sebuah penyakit.
Tubuh kita seharusnya dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang baik, sehingga kesehatan organ jantung dapat terjaga. Salah satu aspek nutrisi yang mendukung kesehatan organ jantung adalah protein. Protein sendiri merupakan gabungan dari senyawa-senyawa yang dinamakan dengan asam amino.
Untuk mendapatkan asam amino yang bermanfaat terhadap kesehatan jantung, sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dalam sehari. Apabila jumlah nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh mencapai 100% yang terdiri dari jenis nutrisi karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein, maka kebutuhan ideal dari protein adalah 10-15%. Bagi anak-anak dan remaja yang sedang dalam proses pertumbuhan, kebutuhan protein dapat ditingkatkan, akan tetapi untuk orang dewasa protein bermanfaat untuk perbaikan jaringan tubuh termasuk organ jantung.
Bagi Anda yang sudah menderita penyakit jantung tertentu, kebutuhan protein yakni antara 3-4 gr/kg berat badan yang diperlukan untuk pembentukan otot jantung. Asupan protein yang dianjurkan untuk program diet penyakit jantung adalah 15% dari kalori total. Protein nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti kedelai dapat menurunkan kadar kolesterol dibandingkan dengan protein hewani. Hal inilah yang dapat menyebabkan diet protein nabati dapat mencegah penyakit jantung lebih buruk.
Sumber protein hewani yang dapat dikonsumsi sebaiknya berasal dari ikan, baru pilihan berikutnya adalah ayam, daging sapi, kerbau, atau kambing. Sementara sumber protein nabati, bisa dipilih tahu atau tempe untuk menu sehari-hari. Inti dari mengonsumsi protein untuk program kesehatan jantung adalah bahwa memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan pekerjaan jantung dan mencegah dan menghilangkan penimbunan garam dan air yang dapat menjadi faktor pemicu darah tinggi. (SPT)