SehatFresh.com – Kehamilan membawa banyak perubahan, salah satunya perubahan kulit. Pasalnya, kehamilan adalah kondisi yang kompleks yang melibatkan banyak sistem pada tubuh, antara lain sistem endokrin (hormonal), imunologis, metabolik, dan vaskular (pembuluh darah). Setiap perubahan dalam sistem tersebut dapat memberikan dampak untuk kulit. Pada dasarnya, perubahan kulit selama masa kehamilan merupakan salah satu keluhan yang umum terjadi. Hampir wanita hamil akan mengalami perubahan kulit selama masa kehamilan. Masalah kulit ini bisa berupa masalah terkait perubahaan saat hamil dan masalah kulit yang pernah diderita sebelum hamil namun kambuh dan kondisinya memburuk ketika hamil.
Masalah kulit karena perubahan fisiologis yang sering terjadi adalah :
- Perubahan pigmentasi kulit
Perubahan pigmentasi kulit ketika hamil terjadi akibat peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan MSH (melanotropin stimulating hormone). Hal ini normal terjadi saat hamil. Keluhan ini biasanya muncul pada trimester pertama yang ditandaid dengan perubahan warna kulit menjadi lebih gelap pada puting payudara, areola, dan genitalia. Kelainan kulit yang dapat terjadi lainnya adalah bercak coklat kehitaman pada pipi dan wajah (melasma), garis-garis kehitaman pada perut (striae), dan garis kehitaman yang muncul pada garis tengah perut (linea nigra). Selain itu, bekas luka, tahi lalat, dan flek pada wajah yang sudah ada sebelum hamil juga mungkin menjadi lebih hitam.
- Perubahan vaskular
Perubahan yang terjadi pada pembuluh darah dapat menyebabkan keluhan pada kulit, seperti pembuluh darah kecil merah berbentuk seperti laba-laba (spider angioma), pertumbuhan gusi menjadi menonjol (epulis), pembengkakan gusi, dan kemerahan pada telapak tangan (palmar eritema).
- Perubahan kelenjar
Perubahan yang terjadi pada kelenjar menyebabkan keluhan kulit, seperti biang keringat, berkeringat berlebihan, infeksi kelenjar keringat, jerawat dan jerawat.
Sedangkan masalah kulit spesifik yang bisa terjadi selama kehamilan diantaranya :
- Dermatitis atopik (eksim)
Dermatitis atopik dapat disebabkan oleh faktor keturunan, kurang menjaga kebersihan, dan kulit bersisik, alergi, dan stres. Gejalanya bervariasi pada setiap orang, namun yang paling umum adalah kulit tampak kering dan gatal pada lipatan lengan dan lipatan lutut.
- Polymorphic Eruption of Pregnancy (PEP)
Polymorphic Eruption of Pregnancy (PEP) ditandai dengan gejala berupa kumpulan benjolan kecil kulit yang dapat menyatu dan menyebar pada bokong dan paha bagian atas. Kondisi ini biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah tujuh hingga 10 hari setelah melahirkan.
- Pruritus gravidarum
Pruritus gravidarum dapat didefinisikan sebagai gatal yang menyeluruh selama kehamilan tanpa adanya ruam. Derajat gatal bervariasi. Gatal sering terbatas pada dinding perut bagian depan dan biasanya berhubungan dengan regangan kulit dan timbulnya stretch mark.
Kebanyakan gejala kulit akan mereda setelah melahirkan dan hanya membutuhkan terapi untuk meredakan gejala, seperti penggunaan pelembap. Mandilah dua kali sehari dan jangan malas berganti pakaian karena saat hamil ibu akan mudah berkeringat. Sebaiknya ibu pun banyak mengonsumsi air putih untuk mengganti keluarnya keringat dan agar kelembaban tubuh tetap terjaga. Konsumsi buah dan sayuran juga sangat baik untuk menjaga elastisitas kulit. Bila kelainan kulit yang timbul sampai terjadi infeksi atau komplikasi, maka harus ditangani oleh dokter kandungan dan dokter kulit.
Sumber gambar : wiliyahamoii.blogspot.com