Kurang Tidur pada Masa Remaja Dapat Sebabkan Obesitas

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Masa remaja merupakan masa peralihan seorang anak dimana dunianya penuh dengan warna dan rasa ingin tahunya yang lebih besar. Hal tersebut menjadi sebuah yang tidak aneh jika remaja sering melakukan banyak hal untuk memperoleh jati diri dan memaksimalkan potensi.

Rasa ingin tahunya yang besar dan aktivitasnya yang cukup energik disertai kondisi psikis yang masih labil, sebagai orangtua memiliki peran untuk selalu menjaga dan mengawasi kegiatan yang dilakukannya agar tidak menimbulkan hal negatif yang mengganggu kesehatan fisik dan kesehatan psikologinya.

Salah satu yang perlu anda jaga dan awasi yaitu kebutuhan istirahatnya. Di zaman yang modernisasi yang menciptakan teknologi telepon genggam atau gadget suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan oleh semua kalangan termasuk remaja. Dampak buruk adanya gadget salah satunya yaitu terganggunya kebutuhan istirahat mereka yang mungkin sibuk bermain sosmed dan games online.

Kebiasaan buruk tersebut tentunya mengakibatkan anak tidur di waktu yang sangat malam dan kebutuhan istirahatnya berkurang. Padahal pada masa remaja mereka memerlukan waktu istirahat yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan fisik lainnya. Tahukah anda bahwa remaja dengan jam tidur yang kurang dapat beresiko terjadinya obesitas?

Menurut sebuah penelitian yang di kutip oleh Journal of Pediatrics menunjukan bahwa kurang tidur memiliki keterkaitan dengan terjadinya obesitas pada remaja. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa remaja yang sering tidur larut malam lebih besar mengalami obesitas dibandingkan dengan remaja yang memiliki waktu istirahat cukup.

Penelitian tersebut didukung oleh sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal SLEEP tahun 2011 yang menyebutkan bahwa remaja yang tidur larut malam akan lebih beresiko mengalami obesitas sekitar 2 kali lipat dibandingkan dengan remaja yang tidur lebih awal.

Menurut penelitian yang dilakukan dengan melibatkan responden berusia 16 tahun sampai responden tersebut berumur 21 tahun. Penelitian tersebut menunjukan bahwa remaja yang memenuhi frekuensi istirahatnya selama 6 jam perhari akan beresiko mengalami obesitas sekitar 20% di usia dewasa (21 tahun).

Sedangkan remaja yang memenuhi frekuensi tidurnya selama 8 jam per malam akan lebih terlihat langsing dengan bentuk tubuh yang ideal. Selain itu penelitian yang dipublikasikan pad jOurnal Eating Behavior tahun 2009 menjelaskan bahwa sekitar 40%-60% remaja yang kurang tidur cenderung lebih sering mengkonsumsi makanan siap saji dibandingkan dengan remaja yang tidur lebih cepat.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kurangnya waktu tidur dapat mempengaruhi nafsu makan remaja di siang hari. Selain itu remaja akan lebih menyukain mengkonsumsi makanan yang tidak sehat saat dirinya mengantuk. Hal tersebut yang menjadi sebuah alasan resiko obesitas lebih beresiko terjadi pada remaja yang memiliki waktu tidur yang kurang. Dari hasil beberapa penelitian yang dilakukan menyarankan bahwa durasi tidur bagi kalangan remaja sebaiknya sekitar 9-10 jam setiap malam. (KMY)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here