SehatFresh.com – Makanan sehat bisa menjadi tidak sehat apabila cara penanganannya tidak tepat. Banyak makanan yang sering kita konsumsi sehari-hari yang ternyata sangat rentan terhadap kontaminasi bakteri. Penyimpanan makanan pada suhu kurang tepat juga dapat menyebabkan kontaminasi yang bisa berujung keracunan makanan. Makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan infeksi dan menimbulkan gejala-gejala, seperti sakit kepala, demam, mual, muntah, diare, dan bahkan sakit berkepanjangan. Berikut ini adalah beberapa makanan yang rentan kontaminasi bakteri yang butuh perhatian ekstra dalam penyimpanan maupun pengolahannya:
Unggas
Daging unggas mentah atau dimasak kurang matang berisiko tinggi menyebabkan keracunan makanan. Bakteri campylobacter dan salmonella adalah dua bakteri yang paling sering mengontaminasi unggas. Meski kedua bakteri ini bisa hidup di unggas mentah, risiko infeksi bakteri dapat diminimalisir dengan memasaknya hingga benar-benar matang. Guna mencegah penyebaran bakteri lebih lanjut, daging sebaiknya tidak dicuci sebelum dimasak karena semua bakteri akan mati saat proses pemasakan.
Telur
Telur juga sangat rentan kontaminasi bakteri. Tak cuma karena cangkangnya yang retak, telur juga bisa terkontaminasi, seperti salmonella, sejak terbentuk dalam tubuh induk ayam. Untuk itu, sebaiknya hindari konsumsi telur setengah matang, dan jangan mengonsumsi telur yang cangkangnya sudah retak.
Susu mentah
Susu mentah juga membawa risiko bagi kesehatan. Susu jenis ini harus dihindari oleh ibu hamil, anak-anak, lansia, dan orang-orang yang memiliki masalah dengan kekebalan tubuh. Susu mentah rentan terkontaminasi bakteri E. coli, salmonella atau listeria. Pasalnya, susu tersebut umumnya tidak melewati pasteurisasi, yakni pemanasan dengan tujuan membunuh organisme berbahaya yang terkandung dalam suatu makanan.
Soft cheese
Para ibu hamil dan mereka dengan sistem kekebalan tubuh lemah sebaiknya menghindari soft cheese, seperti feta dan ricotta, karena makanan tersebut sangat rentan kontaminasi bakteri. Terlebih bila keju tersebut tidak disimpan di bawah suhu kurang dari 5 derajat celcius. Staphylococcus aureus adalah bakteri yang sering mengontaminasi keju. Bakteri ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap garam dan tahan panas sehingga proses memasak tidak dapat membunuhnya.
Kecambah
Hangat dan basah, tempat tumbuh kecambah merupakan lingkungan sempurna untuk bakteri berkembang biak dengan cepat. Terlebih kecambah juga sering dimakan mentah, dan hal ini semakin meningkatkan risiko penyakit bawaan makanan, terutama dari salmonella dan E. coli. Maka dari itu, kecambah sebaiknya dimasak matang sebelum dikonsumsi.
Selada
Selada adalah sayuran hijau yang sering dimakan mentah. Tanpa kita sadari, renyahnya selada juga membawa risiko penyakit akibat kontaminasi bakteri, seperti E. coli. Bakteri tersebut hidup di dalam tanah di mana sayuran ditanam. Untuk itu, pastikan untuk selalu mencuci bersih selada dan sayuran lain sejenis sebelum mengonsumsinya.
Deli meat
Deli meat adalah daging daging matang yang telah diiris yang seringkali disiapkan untuk sajian sandwich dan pilihan makan ringan lainnya. Ini seperti ham, salami, dan bacon. Listeria dan bakteri berbahaya lainnya berpotensi mengontaminasi deli meat saat diproses dan dikemas di pabrik pengolahannya. Makanan lain sejenis deli meat juga harus disimpan di kulkas, dan kulkas itu sendiri merupakan tempat di mana bakteri listeria tumbuh subur. Untuk meminimalisir dampak buruk bakteri ini, deli meat harus dimasak pada suhu setidaknya 75 derajat selama 3 menit sebelum di makan. Selain itu, daging yang akan dibekukan harus disimpan pada lemari pendingin dengan suhu di bawah 5 derajat celcius guna mencegah pertumbuhan bakteri lebih lanjut. (RFZ)