Mengenal Intermittent Explosive Disoeder atau Gangguan Dalam Mengontrol Ledakan Amarah

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Intermittent Explosive Dissorder (IED) adalah gangguan dalam mengontrol impuls seperti adiktif alkohol, gangguan makan, berjudi, parafilia, kebiasaan menarik rambut, mencuri dan gangguan eksplosif dalam kelompok itu adalah patoologis, trikotilomania dan gangguan intermiten. Gangguan eksplosif intermiten merupakan salah satu dari klasifikasi gangguan kontrol impuls lainnya (Impulse Control Disorders) bersama pengendalian impuls yang tidak terdefinisi.

Individu dengan gangguan kontrol impuls tidak dapat menahan dorongan-dorongan dalam dirinya untuk melakukan sesuatu sebagai pemenuhan keinginannya. Gangguan eksplosif intermiten adalah bentuk dari episode amarah atau agresifitas untuk melakukan penghancuran terhadap barang-barang atau pembunuhan. IED ini sangat dekat dengan beberapa istilah kekerasan domestik (kekerasan dalam rumah tangga) atau kekerasan di tempat bekerja.

Ketika individu dengan gangguan IED terprovokasi, ia akan menjadi eksplosif dan bereaksi secara berlebihan dalam beberapa menit bahkan dalam hitungan jam. Setelah ledakan amarah selesai, biasanya individu akan merasa bersalah, malu, minta maaf atau menyesal. Simptom utama IED adalah terjadinya erupsi kemarahan dan agresifitas yang berlangsung selama 10-20 menit yang mengakibatkan luka atau cedera atau penghancuran benda-benda.

Episode ini diperkirakan sudah muncul sebelumnya selama satu minggu atau bulan tanpa adanya tanda-tanda gejala kekerasan. Ketika episode agresi berlangsung individu akan mengalami gejala sebagai berikut badan bergetar, palpitasi, ribut, kepala seperti tertekan, Telinga memanas seperti mendengar bayangan suara, dada terasa sesak.

Tenaga kesehatan profesional dalam mendiagnosa dasar gangguan eksplosif akan memperhatikan pola dan kebiasaan individu apakah dipengaruhi oleh kondisi bawah kesadaran atau pengaruh dari alkohol, kokain, atau ganja. Kondisi tersebut sering sekali sbagai penyebab timbulnya kekerasan. Individu yang didiagnosa gangguan eksplosif intermiten juga memiliki kaitan dengan bebrapa gangguan lainnya, seperti gangguan kecemasan, depresi, bipolar, ganggu obsessive compulsive.

Akan tetapi diagnosa dikatakan mengalami gangguan IED, bila kekerasan yang muncul bukan disebabkan oleh gangguan mental lainnya atau kondisi mental lainnya. Berdasarkan DSM IV untuk definisi IED pada poin ketiga ini masih dalam perdebatan dan dianggap kontroversi bagi beberapa ahli dalam memahami kriteria tersebut.

Pada intermitten explosive dissoeder dengan kasus seorang laki-laki yang ditilang oleh polisi dikarenakan mengemudi motor tidak menggunakan helm dan tidak membawa surat-surat seperti STNK dan SIM. Saat diminta berhenti dan akan ditilang, si pemotor langsung ngamuk sambil memaki petugas dan motor dihancurkan dengan cara membongkar paksa seluruh bodi motornya. Gangguan tersebut merupakan bentuk dari amarah atau agresifitas untuk melakukan penghancuran terhadap barang-barang bahkan sampai dengan pembunuhan. (DKA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here