SehatFresh.com – Pubertas menjadi salah satu periode penting dalam kehidupan manusia. Selain itu, pubertas juga merupakan saat yang mendebarkan dan menarik untuk disimak. Tak heran, memang, karena pubertas memiliki keberagaman yang relatif.
Pubertas adalah masa ketika tubuh menjadi dewasa secara seksual dan organ reproduksi mulai berfungsi. Pubertas menyebabkan banyak perubahan fisik dan emosional pada setiap remaja. Pertumbuhan sejumlah anggota tubuh, munculnya bulu di bagian tertentu, dan kondisi emosi yang labil merupakan sebagian tanda pubertas.
Masa puber tidak sama pada setiap remaja. Bagi hampir semua anak, masa puber telah berakhir jauh sebelum masa remaja berakhir. Sebagian anak lainnya menjalani pubertas di usia yang relatif identik dengan usia anak pada umumnya. Lalu, sebenarnya berapa usia remaja yang sudah memasuki pubertas?
Secara umum, awal masa pubertas pada anak perempuan adalah 8–13 tahun dan 9–14 tahun pada anak laki-laki. Meski begitu, sejumlah anak mengalami pubertas sebelum waktunya. Hal ini disebabkan oleh antara lain:
- Genetik. Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di University of Copenhagen menyebutkan, meski faktor nutrisi berperan dalam menentukan usia pubertas anak, usia pubertas orangtua memberi pengaruh lebih besar dalam usia pubertas anak. Seorang remaja bisa mengalami puber lebih cepat jika salah satu dari kedua orang tuanya juga mengalami hal serupa.
- Gender. Anak perempuan 10 kali lebih mungkin mengalami pubertas sebelum waktunya daripada anak laki-laki.
- Obesitas. Sebuah penelitian mengungkapkan, obesitas pada anak diduga dapat mengakibatkan pubertas sebelum waktunya, terutama pada anak perempuan. Indeks Massa Tubuh (IMT) yang tinggi pada anak obesitas menyebabkan kenaikan hormon leptin. Hormon ini diduga memicu perkembangan pubertas menjadi lebih cepat. Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjut guna mendukung pernyataan ini.
- Bahan kimia. Paparan bahan kimia yang ada di lingkungan diduga memiliki peran terhadap pubertas sebelum waktunya pada anak. DDT, PCB, phthalate, dan bisphenol A adalah beberapa zat yang diduga bisa mengganggu produksi, aktivitas, dan eliminasi hormon alami tubuh. Namun, efek bahan kimia lingkungan pada masa pubertas ini masih belum jelas dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.
- Stres. Menurut penelitian lain, stres pada usia dini, seperti berat badan lahir rendah, ibu memiliki penyakit ketika hamil, atau tidak adanya sosok ayah, diduga berperan dalam perkembangan pubertas sebelum waktunya. Selain itu, dalam beberapa penelitian diduga jika orangtua yang depresi dapat menjadi faktor risiko atau penyebab pubertas sebelum waktunya pada anak mereka.
- Penyakit. Meskipun jarang, pubertas sebelum waktunya bisa disebabkan oleh sejumlah penyakit, seperti tumor, cacat, cedera, radiasi di otak atau tulang belakang.
Pubertas bisa menjadi masa yang membingungkan. Terlebih, bagi remaja yang mengalami pubertas sebelum waktunya. Jika anak atau kerabat Anda mengalaminya, ajaklah mereka berkomunikasi atau mengunjungi ahli konseling. (SBA)