Mengenal Tipe Fibroid atau Pertumbuhan Sel Tidak Normal pada Rahim

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Rahim adalah organ penting wanita. Itu sebabnya, wanita harus menjaga rahimnya agar tetap dalam kondisi prima dan sehat. Sayangnya, organ penting wanita yang satu ini ternyata sangat rentan terkena tumor jinak atau yang disebut juga dengan fibroid. Apa saja tipe fibroid?

Fibroid adalah pertumbuhan sel yang tidak normal pada rahim (uterus). Fibroid yang juga dikenal dengan nama fibroid uterus, miom, fibromiom, fibro leiomiom atau leiomiom uteri, cukup umum terjadi, dengan tiga dari empat wanita diperkirakan menderita kondisi ini. Meskipun fibroid merupakan kondisi yang tidak berpotensi kanker dan kemungkinan kondisi ini untuk berujung pada kanker (leiomiosarkoma) sangat kecil, kondisi ini dapat menimbulkan banyak masalah seperti pembengkakan perut, nyeri pada saat datang bulan, masalah kemih, bahkan dapat mencegah kelahiran normal.

Fibroid dapat berukuran sangat kecil hingga sulit untuk dilihat oleh mata telanjang, atau berukuran sangat besar hingga dapat merusak bentuk uterus. Merupakan hal yang normal bagi fibroid untuk berubah ukuran. Beberapa bahkan dapat membesar dan mengecil dengan cepat. Bahkan ada kemungkinan fibroid menghilang tanpa penanganan dokter sama sekali.

Apa Saja Tipe Fibroid?

Miom bisa muncul hanya satu, tetapi juga bisa beberapa secara sekaligus. Ukurannya bervariasi, bisa sekecil biji hingga ukuran besar yang menyebabkan rahim membesar. Apa saja tipe fibroid?

  • Miom yang tumbuh di antara jaringan otot rahim (fibroid intramural). Ini lokasi yang paling umum terjadinya miom.
  • Miom yang tumbuh di bagian luar dinding rahim ke rongga panggul (fibroid subserous). Ini jenis yang bisa tumbuh menjadi besar.
  • Miom yang tumbuh di lapisan otot bagian dalam dari dinding rahim (fibroid submucous).
  • Fibroid pedunculatedMiom jenis ini tumbuh di batang kecil di dalam atau di luar rahim.

Miom lebih sering muncul pada wanita dengan berat badan berlebih atau yang mengalami obesitas. Dengan meningkatnya berat tubuh, hormon estrogen di dalam tubuh juga akan meningkat. Selain itu, faktor keturunan juga berperan dalam kasus miom. Wanita dengan ibu dan saudara perempuan yang pernah mendapatkan miom akan cenderung memiliki miom.

Beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko munculnya miom adalah menstruasi yang dimulai terlalu dini, banyak mengonsumsi daging merah dibandingkan sayur-sayuran dan buah-buahan, dan kebiasaan mengonsumsi alkohol. Risiko seorang wanita mengalami miom akan menurun setelah melahirkan anak. Risiko itu akan semakin kecil jika memiliki lebih banyak anak.

Miom terkadang didiagnosis secara tidak disengaja ketika Anda melakukan pemeriksaan ginekologi, melakukan tes, atau pencitraan tertentu. Hal ini terjadi karena miom seringkali tidak menimbulkan gejala sama sekali.

Jika Anda mengalami beberapa gejala miom dan berlangsung cukup lama, segera cari tahu penyebabnya. Biasanya dokter akan menyarankan untuk menjalani pemindaian ultrasonografi (USG) untuk memastikan diagnosisnya atau mencari tahu penyebab kemunculan gejala yang Anda alami.

Miom yang tidak memunculkan gejala tertentu, biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Biasanya setelah masa menopause, miom jenis ini akan menyusut atau bahkan menghilang tanpa menjalani pengobatan.

Pengobatan akan dilakukan pada miom yang menimbulkan gejala. Pengobatan ini berfungsi meringankan gejala yang muncul. Apabila pengobatan yang dilakukan tidak memiliki dampak yang efektif, pelaksanaan prosedur operasi perlu dilakukan. (MLS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here