SehatFresh.com – Prostat adalah organ pada pria yang membantu untuk membuat air mani. Pada masa pubertas, prostat menjadi fungsional di bawah pengaruh hormon testosteron. Prostat mengeluarkan cairan bening untuk membantu sperma bertahan hidup. Kadar testosteron pria berada di titik tertinggi pada usia muda, dan akan menurun saat 30-an. Pada pria, testosteron memegang peranan yang penting. Selain bertanggung jawab terhadap perkembangan jaringan tubuh, massa tulang, otot, dan rambut, testosteron juga berhubungan dengan gairah seksual pada pria.
Secara umum, pembesaran prostat lebih sering disebabkan faktor hormonal. Hal ini disebabkan konsentrasi hormon testosterone pria dalam darah yang meningkat. Pada pria, hormon testosteron diubah menjadi hormon dehidrotestosteron (DHT), dengan bantuan enzim 5-alfa-reduktase. DHT inilah yang menjadi penyebab terjadinya pembesaran prostat. Jika produksi testosteron berlebihan, kelenjar prostat pun dapat membesar lebih pesat. Meningkatnya produksi testosteron ini disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang, terutama akibat konsumsi makanan berlemak yang berlebihan. Semakin tinggi konsumsi lemak, semakin banyak testosteron yang diproduksi tubuh, sehingga semakin melimpah pula konsentrasi DHT dalam darahnya.
Seiring berjalannya waktu, efek dari DHT merupakan faktor yang mendorong prostat menjadi nodular dan tumbuh terlalu besar, khususnya di sekitar uretra. Risikonya meningkat seiring bertambahnya usia. Gejalanya ditandai dengan dorongan buang air kecil lebih sering dan kesulitan buang air kecil. Pembesaran prostat juga membawa peningkatan risiko infeksi sehingga bisa menyebabkan rasa sakit saat ejakulasi dan nyeri pada organ vital pria.
BPH (benign prostatic hyperplasia) merupakan suatu kondisi yang menyebabkan kelenjar prostat mengalami pembengkakan, namun tidak bersifat kanker.. Diduga 50 % pria berusia 50-60 tahun dan 90% pria berusia 70-80 tahun memiliki BPH. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa kadar DHT pada BPH tidak jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal, hanya saja pada BPH, aktivitas enzim 5α-reduktase dan jumlah reseptor androgen cenderung lebih banyak. Hal ini menyebabkan sel-sel prostat pada BPH lebih sensitif terhadap DHT sehingga replikasi sel menjadi lebih banyak dibandingkan pada prostat normal. Pembesaran prostat diduga merupakan salah satu bagian dari proses penuaan pada pria, walaupun tidak semua pria mengalaminya. Maka dari itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan kondisi prostat dan masalah medis terkait lainnya.
Sumber gambar : health.kompas.com