Penderita Skoliosis di Dominasi Remaja Putri

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Penyakit skoliosis atau kelainan tulang belakang kerap dialami remaja. Menurut hasil laporan medis, penderita skoliosis masih didominasi oleh remaja putri. Alhasil bagi orangtua yang memiliki remaja putri, tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri apabila tanda-tanda skoliosis mulai nampak.

Remaja putri tak menyadari menderita skoliosis

Umumnya remaja putri yang mengalami skoliosis terjadi pada usia 10 hingga 20 tahun. Anehnya sebagian remaja putri yang menderita skoliosis, tidak menyadari bahwa tulang punggungnya mengalami kelainan. Hal tersebut masih dianggap wajar, karena memang tidak muncul keluhan berat yang dialami penderita skoliosis.

Justru yang menyadari adanya kelainan pada tulang punggung remaja putri adalah orang-orang di sekitar. Terutama orangtua yang biasanya melihat tulang belakang remaja putrinya tidak lurus. Mengetahui kondisi itu orangtua harus segera berkonsultasi ke dokter, agar derajat kemiringan tulang belakang yang terjadi tidak bertambah.

Penanganan remaja putri yang terkena skoliosis sebelum umur 17 tahun

Seperti yang diketahui jika dalam anatomi tulang belakang, setiap ruas akan dipisahkan dengan tulang rawan yang lunak. Pada bagian lunak tersebutlah kemiringan bisa terjadi. Lokasi kemiringan dapat terjadi di daerah punggung bawah, atas, atau justru kedua-duanya.

Skoliosis dapat diperparah karena kebiasaan remaja putri yang membawa beban hanya di satu sisi bahu. Milsanya saja tas selempang yang banyak digunakan remaja putri. Jika bebannya berlebih sekaligus berlangsung setiap hari, maka ada peluang memperparah terjadinya skoliosis.

Bila diagnosis telah dilakukan pada remaja putri yang berusia kurang dari 17 tahun, maka dianjurkan menjalani terapi. Terapi yang bisa dilakukan seperti melakukan senam khusus atau menggunakan alat bantu seperti brace. Pasalnya masa pertumbuhan pada tulang remaja putri umumnya akan berhenti di usia 17 tahun.

Penanganan remaja putri yang terkena skoliosis sebelum umur 17 tahun

Jika remaja putri yang sudah menginjak usia 17 tahun dan kemiringan lebih dari 40 derajat, maka dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani operasi. Operasi bisa dilakukan guna mencegah gangguan pada fungsi paru-paru atau jantung akibat tulang belakang mengalami kemiringan.

Hingga kini memang belum ada alat khusus guna mendeteksi skoliosis sejak dini, terlebih ketika bayi. Alhasil ahli medis hanya bisa menyarankan agar remaja putri mendeteksi diri sendiri dengan cara berdiri di depan cermin.

Remaja putri bisa juga meminta bantuan orangtua untuk melihat sisi belakang tulang untuk dibandingkan dengan orang lain Jika salah satu tulang yang dimiliki remaja putri tinggi sebelah, maka harus sesegera mungkin diperiksa kepada dokter spesialis.

Apakah operasi berbahaya bagi remaja putri?

Remaja putri yang menderita skoliosis tidak perlu khawatir apabila memang harus menjalani pembedahan. Setelah dioperasi pasien dapat menjalani aktivitas seperti biasa, termasuk melahirkan. Dengan dukungan teknologi saat ini yang semakin canggih, sehingga tulang belakang dapat kembali seperti orang normal. (APY)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here