Pengertian Epistaksis atau Mimisan

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Epistaksis adalah salah satu kondisi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan anak-anak. Kondisi ini lebih familiar dengan sebutan mimisan dan ditandai dengan keluarnya darah dari dalam hidung. Kebanyakan orang menjadi panik ketika mengalami sendiri atau melihat orang yang sedang mengalami epistaksis. Padahal, kebanyakan kasus epistaksis sebetulnya jarang disebabkan oleh kondisi medis serius.

Hidung memiliki banyak pembuluh darah yang terletak dekat permukaan di bagian depan dan belakang hidung. Epistaksis sendiri dibedakan menjadi epistaksis anterior dan epistaksis posterior. Epistaksis anterior terjadi saat pembuluh darah di bagian depan hidung pecah dan berdarah. Sedangkan, epistaksis posterior terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di bagian belakang atau bagian terdalam hidung. Dalam kasus epistaksis posterior, darah dapat mengalir ke bagian belakang tenggorokan sehingga memerlukan penanganan medis yang tepat.

Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan epistaksis. Kebanyakan kasus disebabkan oleh udara kering. Tinggal di lingkungan dengan iklim kering dan menggunakan sistem pemanas sentral dapat membuat membran hidung menjadi kering. Kekeringan tersebut dapat menyebabkan kerak dalam hidung dan terkadang terasa gatal sehingga kita ingin mengoreknya. Tindakan mengorek hidung inilah yang berpotensi menyebabkan pecahnya pembuluh darah di dalam hidung dan akhirnya bermanifestasi sebagai espiktasis.

Adanya benda asing yang menyangkut di hidung juga dapat menyebabkan epistaksis. Hal ini seringkali terjadi pada anak-anak. Selain itu, mengonsumsi antihistamin dan dekongestan untuk alergi, pilek, atau masalah sinus juga dapat mengeringkan membran hidung dan menyebabkan epistaksis.

Sebagian besar kasus epistaksis hanya terjadi sesekali dan tidak memerlukan perawatan medis. Anda pun dapat mengatasinya sendiri di rumah. Sambil duduk tegak, hembuskan napas dari hidung untuk membersihkan darah yang mungkin masih menggumpal di hidung. Lalu, jepit hidung menggunakan jempol dan telunjuk, dan bernapaslah melalui mulut. Tetap jepit hidung selama 5-10 menit. Tindakan ini memberi tekanan pada titik perdarahan pada septum hidung guna menghentikan aliran darah. Jika pendarahan tidak berhenti, ulangi langkah tersebut hingga total 15 menit.

Anda harus segera mencari bantuan medis jika epistaksis berlangsung lebih lama dari 20 menit, terjadi setelah cedera, atau frekuensinya sering. Ini mungkin mengindikasikan epistaksis posterior. Cedera yang mungkin menyebabkan epistaksis diantaranya jatuh, kecelakaan mobil, atau pukulan di wajah. Dalam beberapa kasus, epistaksis dengan frekuensi sering dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, gangguan pendarahan, gangguan pembekuan darah, dan bahkan kanker. (RFZ)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here