SehatFresh.com – Ketika melakukan hubungan seks tidak aman (tanpa pelindung), wanita cenderung menanggung konsekuensi lebih ketimbang pria. Dampak terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan cenderung lebih besar pada wanita. Selain itu, para wanita juga berisiko tinggi tertular penyakit menular seksual (PMS). PMS adalah penyakit yang ditularkan melalui aktivitas seksual.
Wanita dianggap lebih berisiko tertular karena bentuk alat reproduksinya lebih rentan terhadap PMS. Pada wanita, jenis PMS yang paling umum adalah klamidia, gonore, HPV, dan herpes genital. PMS yang dibiarkan dan tidak ditangani dengan benar bisa menimbulkan komplikasi yang serius seperti penyakit radang panggul dan kanker serviks yang berpengaruh pada kesuburan.
Pada wanita, klamidia dan gonore dapat menyebabkan penyakit radang panggul. Pasalnya, bakteri dapat menyebar dari vagina hingga ke organ reproduksi bagian atas. Penyebab munculnya penyakit radang panggul memang belum diketahui secara pasti. Beberapa bakteri yang biasanya hidup pada vagina diduga kuat dapat menyebabkan penyakit radang panggul.
PMS yang tidak ditangani dengan benar juga dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba sehingga bisa menghambat sel sperma bertemu dengan sel telur. Ini artinya peluang kehamilan menjadi sangat kecil. Jaringan parut juga meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim), yang berpotensi mengancam jiwa.
Human papilloma virus (HPV) adalah virus yang paling umum menyebabkan penyakit menular seksual. Umumnya, sistem kekebalan tubuh dapat mengatasi infeksi virus ini dalam waktu delapan hingga 13 bulan. Beberapa strain virus mungkin bersembunyi di dalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa memperlihatkan gejala yang jelas, tapi pada akhirnya berujung menjadi kanker serviks. Gejala kanker serviks mungkin tidak muncul sampai penyakit menjadi parah, karena pengembangan penyakit ini juga relatif lama. Pendarahan vagina yang tidak biasa adalah indikasi umum untuk kanker serviks yang parah (stadium lanjut).
Bagaimana mencegahnya?
Mencegah tertularnya PMS dengan praktek seks aman berarti juga mencegah komplikasi serius akibat PMS. PMS tidak dapat dicegah hanya dengan membersihkan alat kelamin setelah melakukan hubungan seks. Oleh karenanya, praktek seks aman harus diutamakan. Sebelum memulai kontak seksual, berkomunikasilah dengan pasangan tentang praktek seks yang aman.
Kontak seksual tidak hanya sebatas penetrasi alat kelamin saja, tapi juga meliputi ciuman, kontak mulut dan alat kelamin (seks oral), dan penggunaan alat bantu seks seperti vibrator. Pada dasarnya, tidak ada kontak seksual benar-benar bisa disebut sebagai seks aman. Cara yang paling efektif untuk menghindari PMS adalah dengan menghindari seks. Akan tetapi, itu sulit dilakukan mengingat seks itu sendiri adalah kebutuhan. Prinsipnya, melakukan hubungan seks dengan setia pada satu pasangan (monogami) di mana masing-masing telah diperiksa dan dinyatakan bersih dari PMS, sudah bisa dikatakan sebagai seks aman.
Bagi Anda yang sudah aktif secara seksual, penggunaan kondom sangat penting guna menekan risiko tertular PMS. Untuk hasil yang efektif, kondom harus digunakan secara konsisten setiap kali berhubungan seks. Risiko tertular PMS juga dapat diminimalisir dengan berkomitmen untuk setia pada satu pasangan. Anda juga sebaiknya menghindari aktivitas seksual yang berisiko seperti seks oral, bila Anda ragu-ragu dengan kondisi kesehatan pasangan Anda.
Bagi para wanita, penting juga untuk melakukan pemeriksaan pap smear sebagai bagian dari upaya deteksi dini dan pencegahan kanker serviks. Bahkan, vaksin HPV pun kini telah tersedia. Meskipun vaksin HPV terbukti efektif, tapi ini tidak bisa menggantikan pentingnya pemeriksaan pap smear. Ini karena vaksin HPV dinilai lebih efektif bila diberikan sebelum seorang wanita melakukan hubungan seksual pertama sebelum ia memiliki kemungkinan terpapar HPV.
Sumber gambar : www.SehatFresh.com