Penyebab dan Penanganan Gangguan Plasenta Akreta

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Ibu hamil tidak selalu memahami setiap kondisi kesehatan dirinya dan janinnya sehingga harus banyak belajar dari yang sudah pengalaman atau pun banyak membaca informasi. Plasenta akreta ialah sebuah kondisi plasenta calon ibua tumbuh terlalu dalam sampai area uterus.

Seharusnya saat melahirkan plasenta keluar sendiri secara alamiah, sementara plasenta akreta tentunya akan sulit dipisahkan dengan dinding rahim. Kondisi ini membuat ibu mengalami pendarahan hebat dan bisa jadi berbagai organ lain di luar rahim menjadi terganggu. Ibu yang mengalami plasenta akreta bisa menjalani operasi untuk mengeluarkan plasenta dari dalam rahimnya. Tapi beberapa kasus berat, ibu yang mengalami plasenta akreta dianjurkan operasi angkat rahim.

Gejala dan Penyebab Plasenta Akreta

Banyak ibu yang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki plasenta akreta sampai saat waktunya ia melahirkan, namun biasanya bisa dideteksi saat ibu melakukan pemeriksaan rutin menggunakan teknologi ultrasonografi (USG). Penyebab dari plasenta akreta tidak diketahui pasti. Namun beberapa penelitian mengatakan wanita yang pernah melahirkan secara Caesar rentan mengalami hal tersebut.

Selain itu, 5-10% wanita pernah mengalami placenta previa yang sama berisiko terkena plasenta akreta. Plasenta akreta rentan terjadi pada wanita yang pernah operasi area rahim. Pada persalinan normal, setelah bayi dilahirkan melalui proses persalinan, 15–30 menit kemudian plasenta akan lepas dari rahim dan keluar melalui vagina.

Namun pada kondisi plasenta akreta, plasenta tidak dapat lepas secara spontan maupun dengan obat-obatan. Hal ini menyebabkan terjadinya perdarahan hebat dari rahim. Bila tidak ditangani dengan segera, dapat terjadi syok pada ibu, yang bisa berujung pada kematian.

Plasenta akreta juga sering menyebabkan persalinan prematur. Bayi yang lahir secara prematur lebih rentan mengalami gangguan pernapasan, berat badan lahir rendah, gula darah rendah, dan lebih mudah mengalami infeksi.

Penanganan Plasenta Akreta

Tidak ada teknologi khusus yang bisa membuat wanita bisa mencegah terjadinya plasenta akreta. Namun umumnya dokter kandungan akan meminta Anda memeriksakan kehamilan lebih intens dibandingkan calon mama yang tidak mengalami kelainan pada plasenta. Dokter juga akan menjadwalkan tanggal kelahiran Anda serta mempersiapkan transfusi darah juga kemungkinan Anda untuk histerektomi atau pengangkatan rahim.

Ibu hamil yang mengalami plasenta akreta harus menjalani persalinan dengan operasi. Bila plasenta akreta cukup berat, tak jarang operasi histerektomi (pengangkatan rahim) juga perlu dilakukan. Hal ini diperlukan untuk mencegah kehilangan darah serius.Maka USG memang memiliki fungsi yang sangat penting bagi kesehatan organ dalam ibu dan kesehatan janin.

Demikian informasi mengenai plasenta akreta yang sering terjadi pada ibu hamil. Semoga menambah wawasan bagi par calon ibu sehingga bisa mempersiapkan kelahiran dengan baik. (MLS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here