SehatFresh.com – Keguguran tidak hanya bersumber dari seorang wanita hamil yang kesulitan menjaga kesehatannya. Masih ada sejumlah faktor pemicunya, satu di antaranya adalah dari kualitas sperma yang buruk.
Seorang wanita dapat mengalami keguguran jika sperma suaminya tidak berkualitas baik. Umumnya, hal ini dipengaruhi oleh diet yang salah. Akibatnya tubuh kekurangan nutrisi, seperti mineral dan vitamin.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan sperma. Jumlah sel sperma, pergerakan sperma serta struktur (morfologi) sperma adalah beberapa contohnya. Gangguan pada jumlah, pergerakan atau struktur akan membuat kualitas sperma menurun.
Pada banyak kasus, kromosom (penentu genetik) yang rusak ditemui dalam struktur sperma yang tidak normal. Hal ini dapat memicu gangguan perkembangan pada kehamilan dan keguguran awal (ketika sel telur yang baru saja dibuahi mengalami kerusakan atau gagal berkembang jadi janin). Selain itu, kerusakan pada bagian kepala sperma karena radikal bebas juga membuat kualitas sperma tidak sehat.
Jadi, meskipun sperma bisa mencapai sel telur dan melakukan pembuahan, bukan berarti sel sperma tersebut dijamin sehat. Masih ada kemungkinan bahwa sel sperma yang berhasil membuahi sel telur adalah sel sperma dengan kualitas yang tidak sehat.
Belum ada angka yang pasti untuk mengukur seberapa sering sperma menjadi faktor keguguran pada ibu hamil. Namun, hal ini masih mungkin terjadi, terutama pada pria yang memiliki bentuk sperma tidak normal atau pria yang memang memiliki tingkat kesuburan yang rendah.
Dalam kebanyakan kasus, diduga bahwa sistem kekebalan tubuh ibu hamil mengenali adanya masalah pada gen bayi yang sedang berkembang. Dari situ, tubuh secara otomatis mengakhiri kehamilan.
Teori lain yang cukup kuat adalah bahwa bayi yang sedang berkembang akhirnya mencapai titik di mana masalah genetik yang dibawa oleh sperma menyebabkan bayi berhenti tumbuh. Selain itu, kemungkinan hilangnya gen tertentu untuk pengembangan lanjutan dapat menyebabkan bayi atau plasenta tumbuh dengan tidak semestinya. Hal ini yang menyebabkan terjadinya beberapa jenis kelainan kromosom dan akhirnya menyebabkan keguguran.
Risiko keguguran meningkat pada wanita yang hamil di usia 35 tahun ke atas atau sang suami 45 tahun ke atas. Pada usia itu, kualitas sel telur dan sperma mulai menurun. Selain faktor usia, bibit jelek bisa juga dikarenakan salah satu pasangan menderita penyakit menahun.
Untuk menentukan kualitas sperma, seorang pria memang harus memeriksakan dirinya ke dokter dan melakukan serangkaian tes. Baru kemudian sel sperma miliknya diuji kualitasnya di laboratorium.
Jika hasilnya menyatakan kualitas sperma buruk, maka ada berbagai cara untuk memperbaikinya, seperti mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, vitamin C, omega-3, zinc dan asam folat. (SBA)