SehatFresh.com – Anoreksia sejak dulu identik dengan kaum wanita. Namun, ternyata kaum pria juga bisa mengalami gangguan makan ini. Telah banyak media kesehatan di berbagai negara yang memberitakan meningkatnya kasus gangguan makan, seperti anoreksia, bulimia dan binge-eating pada populasi pria. Lantas, apa penyebab pria bisa alami anoreksia?
Gangguan makan, termasuk anoreksia dapat berkembang kapan saja dan pada siapa saja. Namun, umumnya kasus gangguan makan ditemukan pada kelompok usia akhir remaja atau usia awal 20-an. Ada sejumlah faktor yang memicu berkembangnya gangguan makan ini, namun penyebab tunggalnya belum teridentifikasi secara jelas. Sejauh ini, faktor yang diduga memicu anoreksia antara lain:
- Sosial dan budaya
Kebanyakan kasus anoreksia pada wanita dikaitkan dengan ketidakpuasan akan bentuk tubuh. Hal ini mungkin berawal dari tekanan budaya (culture pressure) yakni seorang wanita harus memiliki tubuh kurus untuk menjadi cantik. Hal ini diperkuat oleh pengaruh media yang kerap menampilkan artis bertubuh kurus sebagai sosok cantik dan disukai masyarakat.
Tak jauh beda dengan wanita, pria juga bisa mengalami ketidakpuasan akan bentuk tubuhnya. Terlebih, bentuk tubuh ideal pria oleh media saat ini juga digambarkan sebagai fisik yang ramping dan berotot. Ketidakpuasan tersebut dapat berkembang menjadi kecemasan yang semakin lama sulit terkendali. Mereka yang tidak puas terhadap bentuk tubuhnya mungkin berusaha menghilangkan kecemasan mereka dengan latihan dan diet yang berlebihan. Penelitian terbaru juga melaporkan sejumlah atlet pria menderita anoreksia atau berisiko tinggi mengalami anoreksia karena tekanan untuk menjaga berat badan demi kompetisi.
- Psikologis
Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh dapat mengarah pada berkembangnya sejumlah masalah psikologis. Rasa tidak percaya diri dan keinginan untuk diterima dapat menyebabkan kecemasan dan depresi. Mengontrol asupan makanan mungkin menjadi salah satu cara untuk mengurasi kecemasan terhadap berat badan yang naik.
- Genetik
Sejumlah penelitian melaporkan bahwa ada kontribusi genetik yang signifikan terhadap berkembangnya gangguan makan pada seseorang. Selain itu, mereka yang menderita gangguan makan mungkin memiliki zat kimia tertentu di otak yang mengendalikan rasa lapar, nafsu makan dan pencernaan yang tidak seimbang.
Anoreksia hendaknya tidak dianggap remeh karena bisa menjadi kondisi yang fatal. Anoreksia dapat menyebabkan seseorang menjadi sangat kekurangan gizi. Hal ini dapat menyebabkan organ, seperti otak, jantung dan ginjal yang sifatnya ireversibel. Anoreksia juga dikaitkan dengan tingkat kematian yang tinggi. Kematian mungkin terjadi akibat pasien tidak mendapat perawatan atau bunuh diri. (RFZ)