SehatFresh.com – Penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk menyeimbangkan antara dirinya dan lingkungan sekitar, sehingga mampu terciptanya sebuah keseimbangan diri dalam memenuhi tuntutan-tuntutan yang terjadi antara keinginan individu tersebut dengan keadaan yang terjadi di lingkungannya.
Remaja awal juga memerlukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja awal juga memerlukan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah, dalam hal ini merupakan lingkungan pondok pesantren. (Kristiani, 2011).
Penyesuaian diri ini dapat dilihat dari dua cara:
- Proses yang mendekati keseimbangan antar individu dengan lingkungannya.
- Individu tetap berusaha memenuhi keinginan-keinginan yang dimiliki (Gilmer, 1984).
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri individu, antara lain:
- Kondisi dan konstitusi fisik
- Kematangan taraf pertumbuhan dan perkembangan
- Determinan psikologis
- Kondisi lingkungan sekitar
- Faktor adat istiadat, norma-norma sosial, religi dan kebudayaan (Kartono, 2003)
Ketika individu masuk ke dalam lingkungan baru, ada sejumlah norma atau aturan yang harus ia taati. Seperti halnya di pondok pesantren, pada tahun pertama santri akan mengalami proses penyesuaian diri dengan kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupannya di rumah. Setiap hari santri wajib mengikuti kegiatan-kegiatan di pondok pesantren, mulai bangun tidur hingga tidur kembali diatur sedemikian rupa sehingga tidak ada waktu yang terbuang percuma. Yang kemudian menjadi masalah adalah adanya santri yang tidak mampu menyesuaikn diri di pondok pesantren
Permasalahan penyesuaian diri santri di pondok pesantren pernah diteliti oleh Yuniar (2005) di Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalam Surakarta. Bahwa setiap tahunnya 5-10% dari santri baru di PPMI Assalam Surakarta mengalami masalah dalam melakukan proses penyesuaian diri, seperti tidak mampu mengikuti pelajaran, tidak bisa tinggal di asrama karena tidak bisa hidup terpisah dengan orang tua, melakukan tindakan-tindakan yang melanggar aturan pondok dan sebagainya. Dari hasil penelitian Yuniar tersebut faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri santri antara lain:
- Motif yang melandasi masuknya santri ke pesantren
- Persiapan
- Pengetahuan dan pengalaman
- Latar belakang budaya
- Pengaruh lingkungan pesantren :
- fasilitas
- peran ustadz ustadzah
- kontrol terhadap pelaksanaan peraturan
- pemahaman dan penguasaan pelajaran
- Kegiatan
- pergaulan dengan teman-teman
Pada masa remaja penyesuaian diri merupakan proses yang cukup penting karena dimana para remaja tersebut akan mengalami perubahan sosial, peran, dan prilaku. Selain itu masa remaja merupakan masa yang penuh masalah sehingga membutuhkan banyak penyesuaian diri. Tanda bahaya ketidakmampuan penyesuaian diri yang umum pada masa remaja, tanda tersebut diantaranya menurut (Hurlock, 1980)
- Tidak bertanggung jawab dan mengabaikan pelajaran
- Sikap yang agresif dan sangat yakin pada diri sendiri
- Perasaan tidak aman menyebabkan remaja patuh dalam standar kelompok
- Perasaan menyerah terlalu banyak berhayal untuk mengimbangkan kepuasan diri dari kehidupan sehari-hari
Menurut (fatimah, 2008) terdapat aspek-aspek untuk menyesuaikan diri para remaja :
- Menerima diri sendiri, kemampuan individu untuk mengetahui dan memahami kelebihan serta kelemahan yang dimiliki sehingga mampu mengembangkan potensi diri secara penuh
- Menerima lingkungan, kemampuan individu untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan aturan, hukum, dan norma sosial yang berlaku di lingkungan anda berada.
- Menyesuaikan diri dengan lingkungan, kemampuan individu untuk mengubah ata memperbaiki prilaku agar dapat sesuai dengan keadaan lingkungan
- Lingkungan menyesuaikan dengan diri individu, kemampuan individu untuk mengubah lingkungan agar sesuai dengan keadaan atau keinginan diri.
Semetara itu aspek dalam disiplin di ungkapkan oleh (Bahri, 2009)
- Sikap mental (mental attitude), merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dan latihan pengendalian pikiran dan pengendalian watak.
- Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan tingkah laku pemahaman tersebut menumbuhkan kesadaran untuk memahami disiplin sebagai suatu aturan yang membimbing tingkah laku.
Sikap dan tingkah laku secara wajar menunjukan kesungguhan hati untuk menaati segala hal secara cermat.