SehatFresh.com – Banyak ibu hamil yang tidak tahu, apakah yang keluar dari vaginanya itu merupakan cairan ketuban atau bukan. Kantung ketuban adalah kantung yang dindingnya tipis dan isinya adalah cairan bersamaan dengan janin. Dalam dinding air ketuban ada dua bagian.
Bagian pertama dinding ketuban adalah amnion dan bagian luar disebut dengan chorion. Air ketuban letaknya ada di dalam lapisan dalam. Air ketuban dihasilkan dari selaput yang ada di ketuban dan terbentuk karena adanya sel-sel amnion. Ketuban bagi ibu hamil memiliki fungsi dan peranan yang penting. Fungsi air ketuban adalah sebagai berikut ini :
- Mempertahankan dan memberikan perlindungan terhadap perkembangan janin.
- Membuat janin bisa bergerak bebas ke segala arah.
- Air ketuban bisa membuat tekanan sehingga menyebabkan trauma.
- Menyangga janin di saat suhu panas maupun dingin.
- Mencegah tali pusar dari kekeringan. Tali pusar yang kekeringan akan menyebabkan tali pusar mengerut dan penyaluran oksigen akan terhambat menuju ke janin.
- Inkubator bagi janin sehingga suhu tubuh janin di dalam kandungan akan tetap hangat serta tidak kedinginan.
- Membantu sistem pencernaan bagi janin di dalam kandungan.
- Air ketuban bisa meratakan tekanan saat ibu hamil mengalami kontraksi sebelum persalinan.
- Saat persalinan, air ketuban bisa memberikan kekuatan ibu untuk mengejan sehingga mulut rahim bisa terbuka.
- Air ketuban sebagai pembersih jalan lahir pada bayi karena memiliki kemampuan sebagai densifektan dan juga bisa melicinkan jalan lahir.
- Air ketuban bisa sebagai pendeteksi jenis kelamin, berapa tingkat kematangan paru-paru pada janin, golongan darah bayi serta adanya kelainan pada bayi.
- Air ketuban sebagai cadangan cairan dan juga gizi ibu hamil bagi janin yang ada di dalam kandungan.
Perbedaan cairan ketuban dan air kencing
Kadang, cairan ketuban pecah hanya sedikit dan sementara sehingga Anda hanya menganggap hal ini sebagai urin atau pipis. Namun ternyata saat Anda periksa ke dokter, cairan ketuban Anda sudah berkurang jumlahnya. Ini mungkin harus diwaspadai agar Anda tidak salah langkah.
Saat cairan ketuban Anda pecah, Anda akan merasakan aliran air atau tetesan air dari vagina Anda dan tidak dapat Anda kendalikan. Tidak seperti urin yang bisa Anda kendalikan kapan harus dikeluarkan dan kapan harus berhenti. Setelah Anda menyadari hal ini, sebaiknya tempatkan pembalut di daerah vagina Anda.
Kemudian, dari pembalut tersebut Anda bisa memeriksa warna dan bau dari cairan yang keluar. Jika cairan yang keluar dari daerah kemaluan Anda berwarna kuning jernih, kuning pucat, atau kuning kehijauan dan berbau manis atau tidak berbau, itu adalah cairan ketuban. Bau yang dikeluarkan oleh cairan ketuban bisa bervariasi tergantung individu, mulai dari berbau manis sampai berbau pahit, tapi yang paling umum adalah berbau manis.
Sedangkan, jika yang keluar adalah urin, cairan tersebut mempunyai bau seperti amonia dan mempunyai warna kuning jernih atau lebih gelap. Selain itu, jika yang keluar adalah cairan ketuban, Anda mungkin dapat menemukan bintik-bintik merah seperti darah dan lendir seperti keputihan dalam cairan tersebut. Jika Anda mengosongkan kandung kemih Anda atau buang air kecil, tetapi setelah itu masih ada cairan yang keluar. Kemungkinan besar itu adalah cairan ketuban Anda yang pecah. (KKM).