Pertimbangan Untuk Induksi Persalinan

SehatFresh.com – Jika setelah tanggal perkiraan kelahiran, ibu belum juga menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan dan tidak ada masalah kesehatan serius, dokter biasanya akan menunggu hingga dua minggu. Jika usia kehamilan telah mencapai usia 42 minggu, perlu dipikirkan cara agar persalinan bisa segera dilakukan. Hal ini dikarenakan setelah 42 minggu kehamilan, risiko komplikasi bayi dan risiko persalinan akan makin tinggi. Untuk menghindari risiko tersebut, maka induksi perlu dipertimbangkan untuk mempercepat proses persalinan.

Induksi adalah proses untuk merangsang kontraksi rahim sebelum kontraksi alami terjadi dengan tujuan mempercepat proses persalinan. Tentunya prosedur ini tidak dapat dilakukan sembarangan karena terdapat berbagai risiko setelahnya. Induksi persalinan ini biasanya dilakukan jika ibu tidak juga mengalami tanda-tanda persalinan setelah satu atau dua minggu dari tanggal perkiraan kelahiran. Induksi persalinan menjadi perlu dipertimbangkan karena setelah minggu ke-42 kehamilan, plasenta sudah tidak lagi berfungsi secara maksimal dalam menyalurkan nutrisi kepada janin. Selain itu, jika bayi tidak segera dilahirkan maka dikhawatirkan terjadi komplikasi serius yang mengancam kesehatan bayi seperti keracunan air ketuban.

Beberapa kondisi pada bayi yang memaksa dokter menerapkan induksi persalinan adalah oligohidramnion atau kurangnya air ketuban, lambatnya pertumbuhan bayi dalam kandungan, dan usia kehamilan yang lewat waktu. Pecahnya air ketuban sebelum waktu kelahiran atau masa kontraksi juga menjadi menjadi alasan perlunya dilakukan induksi persalinan. Jika bayi tidak dikeluarkan dalam waktu 24 jam setelah pecahnya ketuban, besar kemungkinannya akan terjadi infeksi pada ibu dan bayi.

Ada beberapa metode yang bisa dilakukan dalam induksi persalinan. Metode tersebut biasanya akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan ibu tentunya. Teknik yang digunakan untuk menginduksi persalinan bergantung pada kondisi rahim. Jika rahim tidak juga mulai melembut, menipis, atau terbuka, maka ibu dianggap belum siap melakukan persalinan. Jika ini terjadi, dokter akan menggunakan obat atau metode mekanik untuk mematangkan rahim sebelum melakukan proses induksi.

Bila induksi tidak berhasil, kemungkinan besar ibu perlu menjalani operasi sesar. Operasi sesar setelah persalinan panjang atau induksi yang tidak berhasil akan mengakibatkan komplikasi tinggi dibandingkan prosedur operasi sesar yang terencana. Dokter akan merekomendasikan induksi persalinan hanya ketika ia yakin bahwa resiko menunggu persalinan spontan akan lebih tinggi daripada resiko induksi nantinya.

www.edukia.org

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here