SehatFresh.com – Memiliki berat badan yang ideal sebelum hamil adalah hal yang terbaik untuk mencegah komplikasi serta masalah yang dapat timbul selama kehamilan. Berat badan sangat menentukan status gizi seseorang, sementara status gizi mempengaruhi status kesehatan, hal ini berlaku pula pada ibu hamil. Status gizi yang tidak normal akan menimbulkan beberapa gangguan kesehatan pada ibu maupun janin yang sedang dikandung.
Pemantauan berat badan ibu hamil sangat penting, karena berkaitan erat dengan pertumbuhan janin, plasenta yang sehat, air ketuban, pengiriman makanan untuk janin melalui aliran darah, dan persiapan untuk menyusui setelah kelahiran. Jika penambahan berat badan ini terus-menerus dipantau, diharapkan bayi dalam kandungan memiliki berat normal yaitu di atas batas berat bayi lahir rendah (BBLR), 2.500 gram.
- Keguguran. Obesitas meningkatkan risiko ibu hamil mengalami keguguran.
- Diabetes gestasional atau diabetes yang terjadi selama kehamilan, ditandai dengan tubuh yang tidak bisa mengolah gula dan karbohidrat secara efektif. Akibatnya, kadar gula dalam darah melonjak. Kebanyakan ibu hamil yang mengalami kondisi ini bisa mengendalikan kadar gula darah dengan rutin berolahraga dan menerapkan pola makan sehat sesuai anjuran dokter. Sebagian perempuan mungkin akan membutuhkan insulin untuk menjaga kadar gula darah tetap normal. Mengendalikan kadar gula darah penting dilakukan karena diabetes gestasional yang tidak dikendalikan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, preklamsia, lahir secara caesar, bayi lahir dengan kadar gula darah yang rendah, terkena penyakit kuning, masalah pernapasan atau bayi lahir dengan bobot tubuh yang besar sehingga bisa menyebabkan komplikasi persalinan.
- Infeksi, misalnya infeksi saluran kemih serta infeksi pasca melahirkan, baik melahirkan secara normal maupun caesar. Bila kamu merasakan gejala infeksi saluran kemih, segera periksakan ke dokter. Gejala-gejalanya dapat berupa nyeri saat buang air kecil, air urine berwarna keruh atau kemerahan dan berbau, punggung terasa nyeri, sering buang air kecil, perut bagian bawah terasa seperti ditekan, demam, kelelahan serta mual.
- Kehamilan yang berkepanjangan. Obesitas meningkatkan risiko berlanjutnya masa kehamilan melampaui perkiraan tanggal kelahiran.
- Preeklamsia. Ibu hamil yang mengalami obesitas berisiko mengalami preeklamsia yang ditandai oleh tekanan darah tinggi selama kehamilan dan tanda-tanda kerusakan ginjal atau sistem organ lainnya.
- Masalah saat melahirkan, sehingga sering kali membutuhkan induksi persalinan. Obesitas juga dapat mengganggu efek obat pereda rasa sakit.
- Masalah lainnya. Selain risiko di atas, penelitian lain mengungkapkan bahwa obesitas selama kehamilan berkaitan dengan proses persalinan yang lebih lama. Kondisi ini menjadikan ibu hamil memiliki kecenderungan lebih besar untuk melahirkan secara caesar. Ditambah lagi, operasi caesar yang dijalani ibu obesitas juga mengundang risiko terjadinya infeksi pada luka. Di samping itu, ibu obesitas juga berisiko mengalami bayi lahir mati atau stillbirth. (DKA)