Salah Pola Asuh Akan Mempengaruhi Masa Depan Anak

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Anak merupakan suatu hadiah yang dititipkan oleh Allah SWT kepada setiap hambanya untuk di jaga dan dirawat. Setiap orangtua memiliki kewajiban untuk merawat, mendidik, membimbing dan mengasuh anaknya. Setiap keluarga memiliki masing-masing pola asuh yang berbeda, sehingga dampak yang akan ditimbulkan pada anak pun akan berbeda-beda.

Berikut ini beberapa jenis pola asuh dan dampak yang akan muncul dari pola asuh tersebut, yaitu :

  1. Pola asuh Otoriter

Pola asuh otoriter memiliki ciri-ciri yaitu orangtua menekan anak untuk menuruti aturan yang ditetapkannya. Anak seperti robot yang dikendalikan orangtuanya agar tidak membatah. Keuntungan dar pola asuh ini anak akan menjadi disiplin meski terkadang perbuatannya hanya untuk menyenangkan orangtua. Kerugian dari pola asuh ini anak kurang percaya diri dan inisiatif, pencemas, minder dalam pergaulan. Tetapi disisi lain anak dapat menjadi nakal dan pemberontak karena ingin melarikan diri dari kenyataan.

  1. Pola asuh permisif

Pola asuh ini ditandai dengan segala peraturan dan ketetapan keluarga di tangan anak. Apabila anak bisa melakukan kondisi ini dengan tanggungjawab anak akan mampu menunjukan aktualisasi dirinya, mandiri, inisiatif, dan kreatif.  Tetapi apabila anak melakukannya tanpa memiliki rasa taggungjawab anak akan menjadi semena-mena, melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya tanpa mempedulikan norma dan batasan-batasannya.

  1. Pola asuh demokratis

Pola asuh ini ditandai dengan kedudukan orangtua dan anak sejajar. Anak tetap diberikan kebebasan berdasarkan keinginannya tetapi tetap dibawah pengawasan orangtua. Segi positif dari pola asuh ini anak akan menjadi pribadi yang mempercayai orang lain, tanggungjawab terhadap tindakannya, tidak munafik dan jujur. Tetapi segi negatif dari pola asuh ini anak akan merongrong wibawa otoritas orangtua, jika segala sesutu yang akan dilakukan harus dipertimbangkan kedua belah pihak.

Apakah pola asuh yang salah akan mempengaruhi masa depan anak?

Pola asuh yang diberikan orangtua akan mempengaruhi kecerdasan anak, sedangkan kecerdasan anak akan mempengaruhi masa depan anak. Menjadikan anak yang sukses dan berhasil dimasa depannya tentulah menjadi sebuah impian setiap orangtua. Terkadang pada masa pertumbuhan anak, orangtua terlalu memaksakan anak untuk mengikuti kehendak mereka. Kondisi ini sama halnya dengan hasil penelitian yang berjudul Understanding Indonesia Kids dilakukan oleh Anchor Boneeto yang menyatakan bahwa anak Indonesia dibesarkan dengan pola asuh yang cenderung keterbatasan sosial. Anak tersebut mendapat tekanan sosial, keterbatasan untuk bermain diluar rumah dan hanya fokus pada akademik saja.

Menurut Soedjatmiko seorang Dokter spesialis anak Konsultan Tumbuh Kembang menyatakan bahwa anak-anak sekolah dasar diantara 7-12 tahun akan mengalami transformasi yang paling intens dalam hidupnya. Dalam tahap ini anak sedang dalam tahap perkembangan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang baru. Menurut pendapat lain yang dijelaskan oleh Dr. Lucia RM Royanto bahwa anak berusia 7-12 tahun memiliki minat dan bakat dalam aspek kognitif, sosial, emosional dan fisik.

Apabila orangtua memberikan jenis pola asuh otoriter dimana orangtua selalu menekan anak yang harus menurut semua keinginan mereka. Hal ini tentu akan mempengaruhi kehidupan di masa depannya. Padahal kemampuan seorang anak untuk berkembang akan membawa anak tersebut ke pengalaman yang baru dimana anak akan memiliki pengalaman dasar yang kuat untuk menggapai minat dan bakat mereka dimasa depan.

Menurut Alzena Masykouri Mpsi menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada pola asuh yang benar atau salah. Semua jenis pola asuh memiliki sisi positif dan sisi negatifnya masing-masing. Tetapi sebaiknya menerapkan pola asuh kepada anak dengan menyesuaikan situasi atau menggunakan teknik tarik ulur. Sehingga apa yang didapatkan anak sesuai kebutuhannya tanpa harus memaksa atau menekan anak. (KMY)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here