Tips Menjaga Gairah Seks Setelah Jalani Operasi Pengangkatan Rahim

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Umumnya, operasi pengangkatan rahim atau histerektomi tidak menganggu hubungan seksual. Namun, adakalanya kondisi medis tertentu bisa berdampak pada kehidupan seksual pasien yang baru saja menjalani operasi pengangkatan rahim.

Pada dasarnya, wanita yang hanya mengalami pengangkatan rahim bisa mempertahankan aktivitas seksual seperti biasa pasca histerektomi. Meski begitu, dampak histerektomi pada kehidupan seks wanita tergantung dari prosedur histerektomi yang dijalani. Jika ovarium dan uterus (rahim) keduanya diangkat, mungkin bisa mengubah hasrat seksual si penderita.

Pada prakteknya, operasi angkat rahim yang dibarengi kedua indung telur lebih banyak dilakukan terhadap wanita di atas usia 50 tahun atau yang memang sudah waktunya mengalami menopause secara normal. Jika kasusnya dialami wanita muda, maka terapi hormon bisa menjadi solusinya.

Bagi wanita, untuk kehidupan seks yang lebih baik, setelah histerektomi yang tidak dibarengi kedua indung telur, sebaiknya jaga agar otot panggul Anda kuat dan kencang dengan melakukan latihan dasar panggul. Bahkan bagi wanita yang mengalami nyeri panggul atau haid yang berat, histerektomi dapat membuat seks lebih baik dari sebelumnya.

Selain dapat membantu peningkatan kehidupan seksual Anda, otot panggul yang kuat juga dapat mencegah inkontinensia urine (ketidakmampuan menahan kencing).

Perlu diketahui bahwa setelah histerektomi, wanita tidak lagi memiliki lendir yang dihasilkan oleh serviks. Tapi, wanita masih mendapatkan lubrikasi dari dinding vagina, meski dalam jumlah sedikit. Terlebih jika indung telur diangkat, kekeringan pada vagina dan hilangnya elastisitas dapat terjadi karena kadar hormon estrogen berkurang.

Hal lain yang justru lebih diperhatikan adalah penyakit-penyakit, seperti kista, kanker serviks, dan kanker rahim membuat para wanita berpotensi kehilangan rahim dan kedua indung telurnya. Padahal, indung telur pada wanita memproduksi hormon yang sangat mempengaruhi tubuh mereka, yakni hormon estrogen dan progesteron.

Dengan begitu, pasien tidak akan mendapatkan haid lagi setiap bulannya. Selain itu, karena pabrik hormonnya sudah tidak ada, wanita tersebut akan memperlihatkan tanda-tanda layaknya orang menopause mulai dari  rasa panas di muka, mood yang terganggu, libido menurun, vagina kering saat berhubungan seks hingga keropos tulang.

Hal semacam ini tentu dapat menganggu kehidupan pasien. Untuk mengatasinya, pasien dapat menjalani terapi hormon. Caranya dengan mengonsumsi sumber estrogen alami. Sumber estrogen alami yang dapat dikonsumsi, yaitu tempe, tahu, buncis, labu, kacang hijau, kubis, asparagus, paprika hijau, wortel, kentang, aprikot, kurma, kacang atau biji-bijian seperti wijen, almond hingga mete.

Pasien juga disarankan banyak mengonsumsi sayur-sayuran. Lewat cara itu dia akan mendapatkan estrogen alami dari tumbuh-tumbuhan. Asupan kalsium juga harus diperbanyak untuk mengatasi keluhan keropos tulang misalnya dengan minum susu yang rendah lemak, tinggi kalsium. (SBA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here