Waspadai Bahaya Merkuri pada Ikan

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Walaupun menjadi bagian penting dari pola makan sehat, sebagian jenis ikan ternyata berpotensi mengandung merkuri dalam kadar tinggi yang dapat berbahaya bagi kesehatan. WHO menyatakan, merkuri sebagai salah satu dari 10 bahan kimia peringkat teratas yang menyebabkan gangguan kesehatan. Merkuri sendiri adalah bahan yang secara alami terdapat di tanah, air dan udara.

Merkuri yang terdapat pada udara (yang berasal dari asap pembakaran pabrik) akhirnya akan mengendap dalam air. Kandungan merkuri di dalam air inilah yang kemudian akan menumpuk di ikan, hewan pemakan ikan dan kerang yang kemudian dikonsumsi manusia.

Zat kimia ini merupakan hasil pembuangan dari berbagai aktivitas manusia, seperti pembakaran, pertanian dan limbah dari pabrik-pabrik yang menggunakan merkuri. Limbah rumah tangga maupun limbah dari pabrik, biasanya dibuang ke sungai dan berakhir pada laut. Di dalam air, merkuri berubah menjadi zat yang disebut dengan metilmerkuri. Kemudian metilmerkuri berikatan dengan protein yang ada pada otot ikan.

Timbunan merkuri inilah yang menyebabkan ikan dan kerang menjadi sangat beracun untuk dikonsumsi. Sebagian jenis ikan lebih banyak mengandung metilmerkuri dibandingkan yang lain, tergantung kepada usia ikan, kedudukannya di rantai makanan dan apa yang mereka makan.

Dalam kadar tinggi, pajanan merkuri ini dapat membahayakan sistem kekebalan tubuh, paru-paru, jantung, ginjal serta otak. Pada janin, bayi dan anak kecil, paparan metilmerkuri pada pembuluh darah dapat menyerang sistem saraf sehingga menurunkan kemampuan mereka belajar dan berpikir. Oleh karena itu, kelompok wanita yang ingin hamil, ibu hamil, dan ibu menyusui harus mengetahui informasi tipe ikan yang mereka konsumsi.

Tinggi atau rendahnya efek kesehatan yang diakibatkan oleh merkuri ini tergantung kepada beberapa faktor, seperti dosis merkuri, bentuk bahan kimia merkuri yang dikonsumsi, usia pengonsumsi ikan serta kondisi kesehatannya.

Merkuri yang termetilasi oleh bakteri kemudian dicerna oleh ikan. Orang yang mengonsumsi ikan-ikan bermerkuri ini kemudian mengalami gangguan saraf, seperti kehilangan pendengaran atau penglihatan. Gangguan terparah dialami oleh janin. Keracunan merkuri ini dapat didiagnosis dari analisis rambut ataupun tes darah lengkap. Pemeriksaan pada urine juga dapat dilakukan walaupun tes ini kurang dapat diandalkan dibandingkan dua tes sebelumnya.

Saat seseorang mengonsumsi ikan yang mengandung merkuri, racun tersebut tidak berhenti mengendap di tubuhnya. Merkuri dalam ikan yang dikonsumsi manusia kemudian akan keluar dari tubuh melalui ASI, urine atau tinja.

Meski begitu, ikan tetap menjadi bagian penting dalam pola makan sehat. Ikan dan kerang mengandung nutrisi dan protein dalam kadar tinggi, sekaligus asam lemak omega-3 dan kadar lemak jenuh yang rendah. Ini membuat ikan menjadi bahan makanan ideal untuk kesehatan jantung dan pertumbuhan tubuh.

Jadi, pemilihan ikan untuk dikonsumsi juga perlu diperhatikan. Terkait hal ini, hindari atau batasi konsumsi ikan yang berpotensi mengandung merkuri dalam kadar tinggi. Makarel, tuna putih, hiu dan todak adalah sebagian jenis ikan yang dapat mengandung merkuri berkadar tinggi. (SBA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here