SehatFresh.com – Pada struktur anatomi, proses menjadi tua terlihat sebagai kemunduran di dalam sel. Maka, seseorang yang telah memasuki lanjut usia (lansia) akan mengalami perubahan seiring bertambahnya usia. Perubahan ini bisa menimbulkan berbagai potensi kesehatan.
Perubahan pada sistem gastrointestinal dapat menyebabkan penurunan efektivitas penggunaan zat-zat gizi sehingga dapat menyebabkan permasalahan gizi yang khas lansia. Masalah gizi yang terjadi pada lansia dapat berupa gizi kurang atau gizi lebih. Lansia di Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan dalam keadaan kurang gizi adalah 3,4 persen, berat badan kurang 28,3 persen, berat badan lebih 6,7 persen, obesitas 3,4 persen dan berat ideal 42,4 persen.
Jadi, penting untuk memperhatikan kebutuhan gizi bagi lansia. Salah satu nutrisi yang dibutuhkan oleh lansia adalah kalsium. Kalsium berperan penting untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang. Sayangnya, penyerapan kalsium untuk tulang akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia.
Jika kepadatan tulang mulai berkurang hal ini akan membuat seseorang lebih rentan terhadap pengeroposan tulang dan gigi. Menurut angka kecukupan gizi untuk masyarakat Indonesia, kebutuhan kalsium lansia dalam sehari adalah sebesar 1.000 mg. Anda bisa mendapatkan sumber kalsium dari berbagai makanan seperti susu, keju, yogurt, kacang almond, sayuran hijau (bayam, kangkung, dan bok choy) serta ikan (sarden, ikan teri dan salmon).
Lansia juga membutuhkan karbohidrat dalam jumlah cukup. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia. Seiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi, menghasilkan energi sebesar 4 kkal. Hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya, seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta untuk menjalankan berbagai aktivitas fisisk . Selain itu, serat pada biji-bijian dan sayuran penting untuk menjaga fungsi usus dan mencegah sembelit.
Pemeliharaan protein yang baik untuk lansia juga sangat penting mengingat sintesis protein di dalam tubuh tidak sebaik saat masih muda. Tambah pula, banyak terjadi kerusakan sel yang harus segera diganti. Pakar gizi menganjurkan kebutuhan protein lansia dipenuhi dari nilai biologis tinggi, seperti telur, ikan, dan protein hewani lainnya karena kebutuhan asam amino esensial meningkat pada usia lanjut.
Batasi konsumsi konsumsi lemak jenuh juga penting agar kadar kolesterol dalam darah tidak naik. Nah, untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah, dapat mengkonsumsi jenis lemak tak jenuh, misalnya bawang putih, tempe, teh, anggur, apel, avokad dan ikan.
Selain berbagai hal yang sudah disebutkan di atas, asupan pola makan lansia yang tidak kalah penting adalah cairan. Kebanyakan lansia sering kesulitan memenuhi kebutuhan cairan hariannya. Itu sebabnya, mereka lebih rentan terkena dehidrasi. Nah, untuk menghindari dehidrasi, pastikan para lansia memenuhi kebutuhan asupan cairannya dengan baik. (SBA)