SehatFresh.com – Pra-ejakulasi juga disebut sebagai cairan preseminal adalah cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar cowper, dua kelenjar kecil yang berada di sepanjang saluran reproduksi atau kemih laki-laki. Cairan praseminal berfungsi untuk membantu menetralkan lingkungan asam dari uretra dan juga membantu melindungi sperma yang akan keluar.
Cairan ini bening dan biasanya terlihat di ujung penis ketika ereksi, meski tak semua laki-laki mengalaminya. Rangsangan seksual menjadi pemicu cairan ini keluar. Banyak pria yang tidak tahu bahwa sebelum ejakulasi, penis mereka mengeluarkan cairan pra-ejakulasi. Setiap laki-laki memiliki kapasitas cairan praejakulasi yang berbeda-beda. Ada yang banyak mengeluarkan cairan sebelum ejakulasi terjadi, ada pula yang tidak sama sekali mengeluarkan cairan sepanjang berhubungan seksual.
Cairan pra-ejakulasi dan sperma datang dari dua bagian yang berbeda pada penis. Cairan pra-ejakulasi berasal dari kelenjar cowper, sedangkan air mani yang mengandung sperma diproduksi oleh testis. Cairan yang dikeluarkan sebelum ejakulasi ini cukup kecil, sekitar 4 ml, sperma yang terkandung di dalam cairan tersebut juga cukup sedikit.
Sedangkan pada air mani yang keluar saat ejakulasi, sperma sangat berlimpah di dalamnya. Kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda. Cairan sebelum ejakulasi pada setiap laki-laki dipengaruhi oleh makanan dan obat yang dia konsumsi. Tentu saja, saat seseorang sedang dalam pengobatan tertentu, konsentrasi sperma pada cairan pra-ejakulasi akan semakin menipis. Kondisi ini juga bisa dikaitkan dengan tingkat kesuburan.
Meskipun tidak semua pria mengeluarkan cairan ejakulasi yang mengandung sperma, tapi kemungkinan hamil karena cairan pra-ejakulasi memang tak dapat dipungkiri. Kehamilan terjadi ketika cairan pra-ejakulasi atau ejakulasi yang mengandung sperma berada di dalam atau sekitar lubang vagina. Jadi, meskipun tidak semua pria mengeluarkan cairan ejakulasi yang mengandung sperma, tapi kemungkinan hamil karena cairan pra-ejakulasi memang tak dapat dipungkiri.
Kehamilan terjadi ketika cairan pra-ejakulasi atau ejakulasi yang mengandung sperma berada di dalam atau sekitar lubang vagina. Di sinilah seks melalui vagina yang kontak dengan cairan pra-ejakulasi (dan kebetulan tak mengenakan kondo atau pencegah kehamilan lain) bisa menyebabkan kehamilan. Setelah sperma yang terbawa dengan cairan pra-ejakulasi memasuki vagina, dapat membuahi sel telur, bahkan jika seorang pria menarik organ intimnya keluar sebelum ejakulasi.
Peluang hamil dari cairan praejakulasi jauh lebih kecil dari peluang hamil karena cairan semen, tetapi kemungkinannya tetap ada. Sebuah studi tahun 2011 menemukan sampel pra-ejakulasi bisa mengandung sperma motil. Dari 27 laki-laki yang jadi partisipan studi, 11 orang memproduksi cairan preseminal yang mengandung sperma.
Dalam 10 kasus tersebut, kebanyakan sperma tersebut adalah sperma motil. Itulah mengapa kontrasepsi harus terus digunakan jika ingin mencegah kehamilan. Jangan mengambil risiko dengan melakukan penetrasi tanpa kondom karena terkadang pria tidak selalu tahu kapan mereka mengalami ejakulasi. Setetes cairan pra-ejakulasi yang mengandung sperma sangat berisiko tinggi menyebabkan kehamilan. Jadi, jangan pernah mengambil risiko jika Anda dan pasangan ingin menunda kehamilan. (KKM)