SehatFresh.com – Kehamilan terjadi karena dibuahinya sel telur oleh sel sperma. Kondisi ini dipengaruhi oleh kesuburan pria maupun wanita. Sayangnya, masalah kesehatan tertentu bisa mempengaruhi kesuburan. Apakah salah satunya hipospadia?
Hipospadia adalah abnormalitas pada lubang uretra (ujung saluran kemih). Detilnya, lubang uretra tidak terletak di ujung penis, melainkan di bawah. Kondisi ini menyebabkan aliran urine dan cairan mani saat ejakulasi tidak menyembur ke depan, melainkan ke bawah. Umumnya, penderita hipospadia memiliki bentuk penis yang berbeda dari biasanya, disertai dengan adanya penumpukan kulit berlebih di bagian atas penis.
Hipospadia memang bisa menyebabkan sperma tidak menyembur ke arah sel telur, melainkan statis di sekitar vagina. Namun, meski demikian, sperma tetap mungkin dapat berjalan menuju sel telur karena ia bersifat motil, yakni mampu bergerak secara aktif. Jadi, tidak hanya mengandalkan semburan dari penis. Selain itu, kemungkinan hamil juga dipengaruhi oleh banyak faktor lain antara lain:
- Kesuburan wanita: keseimbangan hormonal, anatomi organ reproduksi, penyakit lain (kista, gangguan kelenjar tiroid)
- Kesuburan pria: kualitas dan kuantitas sperma, penyakit lain (prostat, diabetes, varikokel)
Jadi, dengan kata lain, hipospadia tidak mempengaruhi kesuburan (gangguan fertilitas) secara signifikan. Seorang pria yang mengalami hipospadia masih dapat memiliki keturunan. Pria dewasa dengan hipospadia lebih sulit memperoleh keturunan bukan karena penurunan kualitas sperma, tetapi dikarenakan kesulitan membuahi sel telur.
Hal ini akibat sperma yang normalnya dikeluarkan melalui saluran yang sama dengan air seni, yakni di ujung penis, pada hipospadia meatus uretra eksternus (lubang kencing) terletak di bagian bawah dari penis. Tepatnya, lubang kencing letaknya lebih ke arah pangkal penis dibandingkan normal sehingga sel sperma lebih sulit untuk berenang mencapai rahim menuju sel telur.
Meski dilaporkan tidak mengganggu kesuburan, pria yang memiliki hipospadia tetap harus menerapkan pola hidup sehat untuk meningkatkan dan menjaga kesuburannya agar memiliki sperma yang sehat. Ini bisa dilakukan dengan rutin berolah raga, mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, cukup beritirahat, tidak merokok dan mengurangi stres.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah hipospadia memiliki beberapa tipe. Maka, untuk mendapatkan kepastian, sebaiknya terduga pasien memeriksakan dirinya secara langsung ke dokter spesialis kandungan atau dokter spesialis urologi.
Penentuan tipe hipospadia lebih baik dilakukan dengan pemeriksaan fisik oleh dokte atau urolog. Penanganan hipospadia bisa berupa operasi. Tujuan operasi pada hipospadia adalah agar pasien dapat berkemih dengan normal, bentuk penis normal dan memungkinkan fungsi seksual yang normal. Hasil pembedahan yang diharapkan adalah penis yang lurus, simetris, dan memiliki meatus uretra eksternus pada tempat yang seharusnya yaitu di ujung penis. (SBA)