SehatFresh.com – Seks adalah kebutuhan biologis natural dan normal selama kehamilan. Banyak pasangan khawatir akan keamanan hubungan intim dalam masa kehamilan. Hubungan intim pada masa kehamilan tidak berbahaya dan tidak akan menjadi masalah pada tumbuh kembang janin.
Janin berada pada rongga rahim, tempat yang sangat aman, dilindungi oleh berlapis otot dari kulit perut ibu hingga otot rahim. Masalah orgasme kadang juga dipertanyakan. Kontraksi akibat orgasme tidaklah sama dengan kontraksi saat melahirkan. Kebanyakan dokter akan menyuruh pasangan untuk mengurangi atau bahkan menghindari hubungan intim pada akhir masa kehamilan, pada minggu-minggu terakhir.
Walaupun hal ini sebetulnya tidak tepat juga mengingat hormon prostaglandin dalam sperma dipercaya dapat merangsang kontraksi. Sebagai guyonan sering disebut sebagai “Induksi alami“.
Hubungan seks selama hamil bisa dilakukan sejak hamil muda hingga menjelang persalinan selama tidak ada komplikasi dan risiko dalam kehamilan. Ada risiko yang memungkinkan Anda untuk mengurangi atau bahkan menghindari hubungan intim selama masa kehamilan :
- Mempunyai risiko kelahiran prematur.
- Mempunyai risiko keguguran di kehamilan sebelumnya.
- Terjadi pendarahan atau kram di vagina tanpa sebab yang jelas.
- Terjadi pecah kantung ketuban.
- Telah terjadi pembukaan terlalu dini pada serviks rahim Anda.
- Plasenta berada pada posisi yang terlalu rendah (plasenta previa).
- Hamil kembar.
Beberapa faktor risiko di atas sifatnya tidak menghalangi hubungan intim secara absolut, dokter akan melakukan pemeriksaan secara seksama. Jika dokter mengatakan tidak boleh melakukan hubungan intim, berarti semua aktifitas seksual pada masa tersebut harus dihentikan.
Jika kehamilan Anda sehat, tidak masalah untuk melakukan hubungan intim kapan pun mulai kehamilan muda sampai batas mendekati waktu persalinan. Jadi tidak ada batasan harus memberhentikan hubungan intim saat hamil tua.
Tetapi, jika Anda mempunyai masalah medis yang berisiko tinggi, seperti adanya perdarahan, ketuban pecah, ancaman persalina atau adanya kondisi penyakit ibu yang berat, mungkin sebaiknya Anda berhati-hati dan mungkin mengurangi atau bahkan tidak melakukan hubungan intim sama sekali, selama kehamilan.