SehatFresh.com – Penggunaan penyedap rasa pada masakan sudah menjadi hal yang biasa di lakukan oleh ibu saat memasak. Dengan membubuhi penyedap rasa, makanan akan terasa lebih sedap dan nikmat. Namun, tahukah Anda kalau penyedap rasa itu sebenarnya bisa mengganggu kesehatan?
MSG (Monosodium Glutamate) atau yang bisa disebut dengan vetsin merupakan suatu zat penguat rasa yang ditemukan oleh pakar kimiawi di masa lampau. Selama beberapa dekade terakhir, banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menguji efek MSG terhadapa beberapa orang yang sensitif.
Namun, saat ini kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa jika terdapat reaksi seperti itu, sangatlah jarang dan hal itu hanya akibat dari sensitivitas atau alergi terhadap MSG. Sementara itu, penelitian juga tidak menemukan pola gejala yang teratur yang merupakan reaksi khas terhadap MSG. Penelitian menemukan bahwa orang lebih cenderung memiliki gejala jika mereka mengkonsumsi kristal MSG dibandingkan jika mereka makan dalam jumlah yang sama di mana MSG bercampur dengan makanan.
Namun, menurut Russell Blaylock, penulis buku Excitotoxins – The Taste That Kills, MSG adalah excitotoxin yang mana merupakan zat kimia yang merangsang dan dapat mematikan sel-sel otak. MSG dapat memperburuk gangguan saraf degeneratif seperti alzheimer, penyakit Parkinson, autisme serta ADD (attention deficit disorder).
MSG juga meningkatkan risiko dan percepatan pertumbuhan sel-sel kanker. Jika konsumsi MSG meningkat, kanker tumbuh dengan cepat dan kemudian ketika glutamat dihentikan, secara dramatis pertumbuhan kanker melambat. Para peneliti telah melakukan beberapa percobaan di mana mereka menggunakan pemblokir glutamat yang digabungkan dengan pengobatan konvensional, seperti kemoterapi dan hasilnya ternyata sangat baik.
Pemblokiran glutamat meningkatkan efektivitas obat-obat anti kanker secara signifikan. Walaupun sudah diketahui efek buruk dari MSG, namun belum banyak penelitian yang mendukung studi ini. Sebagai bukti reaksi negatif pemakaian MSG, dapat diketahui dari orang yang mengonsumsi zat aditif ini selama bertahun-tahun.
Banyak di antara mereka yang mengeluh sakit kepala, mual, jantung berdebar-debar, berkeringat, mati rasa dan kelelahan. Beberapa reaksi tersebut dikenal dengan gejala kompleks MSG. Gejala yang ditimbulkan biasanya ringan, namun tetap saja mengganggu kesehatan.
Terlepas dari dampak MSG yang masih kontroversi, MSG itu sendiri terbuat dari bahan kimia yang tentu saja akan mengganggu fungsi tubuh atau bisa mengganggu jaringan otak. Hal ini akan sangat berbahaya bagi perkembangan otak anak, tetapi para ahli menyatakan bahwa MSG masih bisa digunakan selama dalam batas aman (tidak berlebihan) hanya sekitar 3gr/hari batas yang mampu diterima tubuh.
Untuk menghindari dampak negatif dari MSG, asupan MSG perlu dikontrol sejak dini. Tentunya lebih baik, gunakan bumbu dapur yang lebih alami dan aman bagi tubuh. Bagaimanapun, tubuh tidak diciptakan untuk menyerap dan memanfaatkan zat sintetis buatan manusia. Reaksi tubuh terhadap MSG bisa terjadi kapan saja. Anak-anak lebih rentan terhadap efek negatifnya dibandingkan orang dewasa.