Bahayakah Orgasme Kering atau Ejakulasi Tanpa Cairan Sperma?

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Istilah orgasme kering biasanya ditujukan kepada para pria ketika mereka mengalami klimaks, namun tidak ada sperma atau cairan yang keluar dari kemaluan mereka. Tidak sedikit pria yang pernah mengalaminya. Lantas, berbahayakah orgasme kering?

Pria yang orgasme tanpa ejakulasi akan mencapai klimaks seksual tanpa melepaskan air mani. Istilah lain untuk kondisi ini adalah orgasme kering (dry orgasm). Namun meski tidak mengeluarkan sperma, orgasme kering bukanlah tanda impotensi.

Orgasme kering biasanya terjadi pada pria muda. Hal ini karena pria muda mampu mengalami orgasme berulang kali, dari dua atau bahkan sampai enam kali dalam sehari. Orgasme yang berulang kali menyebabkan testis kehabisan cairan mani sehingga terjadilah orgasme tanpa mengeluarkan sperma.

“Saat orgasme, otot-otot kandung kemih saling mendekat sehingga satu-satunya jalan keluar bagi air mani adalah lewat lubang organ kelamin,” ujar urolog David Kaufman.

Jumlah rata-rata sperma yang keluar saat ejakulasi berdasarkan jurnal Human Reproduction adalah:

  • Pria berusia 20-30 tahun: 4 ml sperma.
  • Pria berusia 30-50 tahun: 3,5 ml sperma.
  • Pria berusia 60-70 tahun: 2 ml sperma.
  • Pria berusia di atas 70 tahun: 1 ml sperma.

Bila orgasme kering terjadi karena orgasme yang terjadi berulang kali, maka itu bukanlah suatu alarm yang berbahaya. Kondisi ini umumnya akan membaik setelah istirahat beberapa jam.

Dalam kasus lain dari orgasme kering, pria tidak menghasilkan sperma yang cukup untuk ejakulasi karena kelainan genetik dari sistem reproduksi. Orgasme kering juga dapat terjadi jika seorang pria mencoba untuk mengencangkan otot pubococcygeal (PC) selama hubungan seksual sehingga dapat mencegah keluarnya cairan mani.

Dalam beberapa kasus orgasme kering, air mani masuk ke dalam kandung kemih bukannya keluar melalui penis selama klimaks seksual. Hal ini dikenal sebagai ejakulasi retrograde dan paling sering merupakan konsekuensi dari prosedur medis, terutama operasi prostat. Hal ini juga dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu dan kondisi kesehatan.

Kondisi ini jelas berpengaruh pada pasutri yang ingin memiliki buah hati. Orgasme tanpa ejakulasi jelas bisa menyebabkan stres. Selain itu, sensasi basah saat klimaks juga hilang.

Menurut para ahli, orgasme kering tidak membahayakan dan tidak menyakitkan. Hanya, hal tersebut bisa mengganggu kesuburan atau kemampuan membuahi atau memiliki keturunan.

“Itu sebabnya, sebelum melakukan prosedur operasi pada pasien yang mengalami gangguan prostat, saya memberi tahu mereka mengenai risiko ejakulasi kering,” tambah Kaufman.

Jika kita menemukan bahwa jumlah air mani yang keluar sangat sedikit saat orgasme, atau tidak ada air mani sama sekali, ada baiknya Anda menemui dokter untuk memeriksakan diri dan mencari tahu penyebabnya. (SBA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here