Bahayakah Tekanan Darah Rendah saat Hamil?

www.sehatfresh.com

SehatFresh.com – Tekanan darah atau tensi pada tubuh dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Pasalnya, setiap aktivitas fisik dan kondisi tertentu yang Anda alami dapat memengaruhi tekanan darah Anda. Salah satunya ketika Anda hamil. Ya, kebanyakan wanita mengalami tensi rendah saat hamil.

Ibu Hamil Mengalami Tekanan Darah Rendah, Bahayakah?

Selama kehamilan, tekanan darah normal adalah tanda kesehatan ibu dan janin. Dokter akan menggunakan skala angka untuk membantu mendiagnosis penyebab atau kemungkinan komplikasi dari tensi rendah saat hamil.

Tekanan darah dikatakan sehat atau normal ketika menunjukkan angka di bawah 120/80 mmHG. Sementara dokter biasanya akan mendiagnosis seseorang mengalami tekanan darah rendah jika setelah pemeriksaan tekanan darah pasien menunjukkan angka 90/60 mmHG.

Salah satu risiko utama yang ditakutkan jika memiliki tekanan darah rendah selama kehamilan adalah jatuh karena pingsan. Pasalnya beberapa wanita dengan tensi rendah yang berdiri terlalu cepat setelah lama duduk atau berbaring sering kali mengalami kliyengan hingga pingsan.

Bagi ibu hamil, hal ini tentu berbahaya. Selain dapat melukai dirinya sendiri ketika jatuh, ibu hamil juga berisiko mengalami perdarahan yang dapat menyebabkan masalah pada organ dalamnya. Dalam kasus yang parah, tekanan darah terlalu rendah dapat menyebabkan syok atau kerusakan organ yang menimbulkan risiko bagi kesehatan bayi.

Tekanan darah menurun karena terjadi peningkatan volume darah dalam sirkulasi dan pembuluh-pembuluh darah melebar. Selain itu, seiring membesarnya rahim juga membuat tekanan pada pembuluh darah semakin besar.

Hipotensi atau tekanan rendah rendah saat hamil dapat bertahan hingga akhir kehamilan dan akan kembali menjadi normal pascapersalinan. Akan tetapi, ibu hamil tak perlu khawatir karena umumnya tak membahayakan Ibu dan janin. Hal ini normal terjadi dan memang tak bisa dihindari.

Batasan tekanan darah normal adalah tidak kurang dari 90/60 mHg dan tidak lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg. Nah, saat hamil umumnya terjadi penurunan tekanan darah diastolik (bilangan bawah) lebih banyak dibandingkan sistolik (bilangan atas), yaitu sistolik sebesar 5-10 mmHg sedangkan diastolik bisa mencapai 15 mmHg.

Umumnya, hipotensi pada ibu hamil hanya menimbulkan gejala ringan, seperti pusing, sakit kepala, mata berkunang-kunang, mual, muntah, badan lemas atau terasa ingin pingsan dan keluar keringat dingin. Hal ini terutama dirasakan pada saat perubahan posisi berdiri secara cepat dari posisi duduk atau tidur.

Meski hipotensi bukanlah penyakit karena termasuk normal terjadi dalam masa kehamilan, namun kehati-hatian tetap diperlukan. Pasalnya, hipotensi dapat berbahaya jika menyebabkan gejala berat seperti perdarahan, nyeri kepala hebat, gangguan penglihatan, nyeri dada, sesak napas dan kelemahan pada salah satu bagian sisi tubuh.

Pada kasus-kasus tersebut, dapat menyebabkan kerusakan seluruh organ tubuh, mulai ginjal, liver, jantung dan lainnya. Tentu mencegah jauh lebih baik. Untuk itu, jangan pernah mengabaikan jadwal kunjungan rutin ke dokter guna memeriksakan kehamilan. Pasalnya, saat kunjungan antenatal itu, tekanan darah mamil akan diukur sehingga bisa diketahui ada-tidaknya masalah pada tekanan darah. (MLS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here