SehatFresh.com – Pubertas pada anak laki-laki dan perempuan berawal pada usia 10 sampai 16 tahun. Puber tidak selalu sama pada masing-masing orang dan perbedaan ini adalah hal yang alamiah. Namun, ternyata masa puber juga mempengaruhi kesehatan mental anak.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa remaja yang mengalami puber terlalu awal cenderung berisiko lebih tinggi untuk mengalami depresi, memiliki citra diri yang buruk, dan memiliki tingkat kecemasan yang tinggi. Puber terlalu awal juga berkaitan dengan banyaknya masalah sosial yang dialami anak seperti konflik dengan keluarga dan teman, serta cenderung memiliki teman yang sering terlibat masalah.
Ketika mengalami puber yang terlalu dini, remaja perempuan akan langsung bereaksi dan menyebabkan kemungkinan depresi, masalah dengan lingkungan dan rasa percaya diri yang menurun menjadi cepat muncul. Penelitian ini juga menemukan bahwa efek puber terlalu awal terhadap meningkatnya kemungkinan depresi juga terjadi pada remaja laki-laki. Efeknya hampir sama dengan yang dialami oleh remaja perempuan.
Namun peneliti menemukan bahwa waktunya kemungkinan berbeda antara remaja perempuan dan laki-laki. Riset terbaru menunjukkan, anak perempuan yang mendapatkan menstruasi lebih awal cenderung mengalami masalah psikologis di masa dewasa. Periset melacak hampir 8.000 anak perempuan dari masa remaja sampai usia 20an dan menemukan fakta ini.
Mereka yang memulai pubertas pada usia muda rentan terhadap depresi, kegelisahan, gangguan makan dan penyalahgunaan obat-obatan. Hal yang nampak saat anak perempuan mengalami pubertas, ketika mulai membesarnya payudara mereka. Penelitian yang telah dilakukan menemukan saat payudara anak perempuan mulai membesar lebih dini, anak perempuan berisiko depresi di usia remaja.
Penulis yang melakukan penelitian sejenis menjelaskan bahwa pertumbuhan payudara yang terjadi di usia dini pada anak perempuan menyebabkan mereka merasa berbeda. Terutama di lingkungan sekolah, anak perempuan kesulitan menghadapi kondisi pubertas dini yang membuat diri mereka berbeda dengan teman sebaya lainnya.
Hasil riset ini juga diperoleh dari analisis data penelitian longitudinal nasional terhadap Kesehatan Remaja, yang berisi informasi tentang 7.800 wanita. Wanita dalam riset ini juga diberi pertanyaan mengenai usia mereka saat mengalami menstruasi pertama. Selain itu, periset juga meneliti kesehatan psikologis mereka kemudian diteliti selama 14 tahun antara 1994-2008.
Menurut para peneliti, kondisi tersebut rentan menjadi pangkal masalah, karena pubertas dini dapat menimbulkan perbedaan antara penampilan fisik seorang gadis dan kematangan kognitifnya. Menurut periset, hal ini dapat mendorong persepsi diri yang menyimpang yang dapat menyebabkan intimidasi di sekolah dan sekaligus menempatkan mereka pada risiko pelecehan seksual.
Hal negatif tersebut terjadi karena anak gadis yang mengalami pubertas lebih awal akan terlihat lebih tua, dan mereka pun mulai diperlakukan seperti layaknya orang yang lebih tua. Tetapi, kondisi mental mereka sebenarnya masih sesuai dengan usia mereka yang sesungguhnya. (KKM)