SehatFresh.com – Nasi adalah beras atau kadang-kadang serealia lain yang telah direbus dan ditanak. Proses perebusan beras dikenal juga sebagai tim dan penanakan diperlukan untuk membangkitkan aroma nasi dan membuatnya lebih lunak tetapi tetap terjaga konsistensinya. Pembuatan nasi dengan air berlebih dalam proses perebusannya akan menghasilkan bubur.
Nasi dimakan oleh sebagian besar penduduk Asia sebagai sumber karbohidrat utama dalam menu sehari-hari. Nasi sebagai makanan pokok biasanya dihidangkan bersama lauk sebagai pelengkap rasa dan juga melengkapi kebutuhan gizi seseorang. Nasi dapat diolah lagi bersama bahan makanan lain menjadi masakan baru, seperti pada nasi goreng, nasi kuning atau nasi kebuli.
Nasi bisa dikatakan makanan pokok bagi masyarakat di Asia, khususnya Asia Tenggara. Pemberian nasi sebagai makanan tambahan adalah perilaku yang dilakukan oleh orang tua, dengan memberikan makanan tambahan yang mengandung energi dan zat-zat gizi berupa makanan pokok lainnya. Seperti lauk hewani dan nabati, sayuran dan buah-buahan yang diolah sendiri maupun olahan pabrik yang diberikan pada bayi setelah berusia enam bulan.
Namun, di kalangan masyarakat masih banyak ibu yang telah memberikan makanan tambahan pada bayi usia kurang dari enam bulan yang dampaknya dapat beresiko pada kesehatan bayi. Nasi merupakan jenis makanan padat bagi bayi, sedangkan bayi baru dapat mengonsumsi makanan padat saat memiliki tanda-tanda khusus dan biasanya berusia lebih dari 15 bulan. Nasi yang biasa kita makan atau disebut juga sebagai makanan keluarga, baru dapat diperkenalkan pada bayi ketika usianya sudah satu tahun atau lebih.
Saat masih berusia 6 bulan, atau baru mulai diperkenalkan pada makanan padat, pilihlah jenis makanan yang lembek dan teksturnya dapat dilumatkan oleh mulut bayi yang belum memiliki gigi lengkap. Lalu, apa dampak negatif pemberian nasi pada bayi sebagai makanan pendamping pertamanya?
- Kemungkinan bayi tersedak, ini berkaitan dengan kemampuan refleks mengunyah dan menelan pada bayi yang belum sempurna.
- Pencernaan bayi belum siap menerima makanan dalam bentuk padat maka bisa timbul sakit pada perut, diare, hingga infeksi saluran pencernaan.
- Pemberian makanan padat sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi mengalami kelebihan maupun kekurangan zat gizi. Ini berhubungan dengan kebutuhan gizi bayi. Jika bayi diberi makanan sebelum waktunya, bayi dapat mengalami kelebihan berat badan karena bisa saja makanan tersebut melebihi kebutuhan kalori bayi sehari-hari.
Selain itu, perhatikanlah hal-hal yang dapat mendukung kita sebagai orang tua untuk dapat memberikan nasi pada bayi sebagai makanan pendamping ASI yang pertama. Hal-hal yang dapat digunakan sebagai patokan dalam memberikan makanan padat atau nasi pada bayi adalah:
- Bayi sudah dapat mengontrol atau menopang kepalanya sendiri, walaupun masih diberi ganjalan.
- Bayi kehilangan refleks lidah, yakni memasukkan sendok ke mulutnya.
- Bayi terlihat tertarik dengan apa yang dimakan oleh orang dewasa, dengan tanda-tanda seperti memegang sendok, atau ingin meraih makanan.
- Bayi telah tumbuh gigi
- Bayi dapat menarik bibir bawahnya untuk mendapatkan makanan. (SPT)
Daftar Pustaka