SehatFresh.com – Trikomoniasis adalah salah satu jenis penyakit kelamin yang paling sering terjadi pada wanita muda yang aktif secara seksual. Infeksi trikomoniasis pada umumnya tidak menimbulkan gejala. Namun, bukan berarti penyakit ini tidak bisa didiagnosis.
Memang, kebanyakan wanita yang memiliki parasit ini tidak mengetahui mereka telah terinfeksi. Jikapun muncul, gejala trikomoniasis bisa tampak mulai dari lima hingga 28 hari atau bahkan beberapa bulan setelah paparan pertama dengan parasit.
Diagnosis trikomoniasis dapat ditelusuri dengan memeriksa sampel cairan vagina atau urine pada pria. Selain itu, pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan jaringan dan pemeriksaan antigen.
Hal lain yang perlu dicermati adalah gejala trikomoniasis pada wanita sering salah didiagnosis sebagai uretritis (infeksi kandung kemih) sehingga umumnya tidak ditangani dengan tepat lalu menimbulkan komplikasi lebih lanjut.
Maka, tidak mungkin untuk mendiagnosis trikomoniasis hanya berdasarkan gejalanya saja. Dokter harus melakukan pemeriksaan fisik dan uji lab agar dapat mendiagnosis trikomoniasis.
Dokter akan mengambil sampel cairan vagina dengan kapas atau cotton bud, dan menelitinya di laboratorium. Diagnosis trikomoniasis dapat dipastikan jika sampel keputihan menunjukkan tingkat pH yang lebih tinggi dari 4,5 (kadar pH normal vagina), dan juga keberadaan parasit T. vaginalis. Trikomoniasis juga dapat didiagnosis dengan tes khusus DNA atau RNA trikomoniasis, atau sel kultur. Parasit ini lebih sulit dideteksi pada pria dibandingkan wanita.
Sebagai pengobatan, klotrimazol (Mycelex Troche) dapat digunakan secara topikal. Penting untuk tidak minum alkohol saat mengonsumsi obat ini (kombinasi tersebut dapat menyebabkan sakit perut dan muntah). Obat lain yang bisa dipilih adalah Metronidazol (Flagyl) dan Clotrimazole (Gyne-Lotrimin, Mycelex-7). Kabar baiknya, trikomoniasis dapat diobati dengan antibiotik.
Karena seseorang yang terinfeksi seringkali tidak memiliki gejala apapun, mereka tidak mencari perawatan medis. Padahal, penting bahwa pasangan seksual dievaluasi dan diobati. Jika tidak, orang tersebut mungkin terinfeksi ulang. Dokter mungkin saja tidak selalu menulis resep tambahan untuk pasangan individu yang terinfeksi tanpa mengevaluasi dia terlebih dahulu.
Tapi, jika segera tidak diobati, contohnya, virus ini bisa menginfeksi jaringan sepanjang saluran kemih dan sistem reproduksi. Trikomoniasis juga dapat menyebabkan persalinan prematur jika tidak diobati selama kehamilan. Infeksi trichomonas juga dapat menyebabkan radang dan iritasi pada area genital yang membuatnya lebih mudah ditularkan. Lebih parahnya, trikomoniasis bisa meningkatkan peluang risiko wanita terinfeksi dengan atau menyebarkan HIV pada pasangan seksnya.
Karena trikomoniasis adalah penyakit menular seksual, pantangan adalah satu-satunya cara untuk benar-benar menghindari penyakit ini. Praktik seks yang aman dan menjaga kebersihan alat genital juga dapat membantu mencegah infeksi trikomonas. (SBA)