SehatFresh.com – Manusia diciptakan oleh Tuhan memiliki beberapa kecerdasan, diantaranya adalah kecerdasan intelektual atau yang disebut dengan IQ (Inteligence Quotient), kecerdasan emosi atau EQ (Emotional Quotient) dan kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quotient). Kadar kecerdasan seseorang berbeda-beda tergantung di mana seseorang tersebut dilahirkan dan tumbuh besar.
Kecerdasan sebenarnya merupakan kemampuan yang dapat dilatih sedari usia kanak-kanak. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan anak ialah dengan berpuasa di bulan ramadhan, terutama kecerdasan emosi atau EQ. Apa kaitannya berpuasa dengan kecerdasan emosi seorang anak? Simak ulasan yang menjelaskan hal tersebut.
Puasa ternyata memiliki manfaat yang luar biasa terhadap kehidupan, salah satunya adalah melatih seorang anak dalam meningkatkan kecerdasan emosinya jika dilihat dari segi psikologi. Manfaat yang dapat dilihat dari berpuasa pada anak-anak yakni dapat digunakan sebagai pengontrol emosi, melatih kesadaran dan menciptakan keseimbangan emosi.
Kecerdasan emosi dibentuk dari situasi tertentu yang sifatnya sementara dan meski ada perubahan atau kenaikan yang agak permanen perlu waktu yang cukup lama dalam proses pendidikannya menghadapi realita sehari-hari. Selain bisa berkembang, kecerdasan emosi atau EQ juga bisa berkurang, tergantung momen dan kondisi. Bertambahnya kecerdasan emosi seperti pada penjelasan sebelumnya mampu ditingkatkan pada saat anak berpuasa di bulan ramadhan.
Membiasakan anak berpuasa sejak dini akan membuat kecerdasan emosi meningkat. Hal tersebut disebabkan bahwa anak yang berpuasa diuji kesabarannya, sehingga dilatih juga emosinya. Efek samping positif lainnya, kemampuan pada anak-anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya karena kegiatan-kegiatan di bulan ramadhan, terutama dengan teman-teman sebayanya, juga akan meningkat.
Berpuasa mengajarkan tentang menahan lapar dan haus, akan tetapi ada saat-saat tertentu kapan kita boleh untuk makan yakni pada waktu berbuka hingga sahur. Berpuasa tidak membuat sakit, tetapi justru menyehatkan tubuh. Terdapat perbedaan perkembangan psikologis pada anak yang sabar menunggu dengan anak yang tidak sabar. Hal yang membedakan ialah dari segi motivasi, anak bisa lebih semangat berpuasa sehari penuh, sebab sudah terbiasa akan mendapat hadiah yang sepadan yakni seperti menu enak di kala berbuka.
Memiliki tingkat kecerdasan emosi yang baik akan melatih anak menjadi pribadi yang baik di masa yang akan datang. Banyak riset yang telah membuktikan bahwa kecerdasan emosi lebih penting dibandingkan dengan kecerdasan intelektual. Kecakapan emosi dua kali lebih berperan dalam menjadikan seseorang berprestasi tinggi dibanding kepintaran murni dan keahlian teknis.
Sebagai orang tua yang menginginkan anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas dan memiliki emosi yang baik, tidak ada salahnya untuk membiarkan anak berltih berpuasa di bulan ramadhan. Ciptakanlah suasana yang menyenangkan selama menghabiskan waktu untuk berpuasa agar anak-anak menjadi lebih semangat dan teribiasa dalam berpuasa. (SPT)