SehatFresh.com – Remaja merupakan masa perkembangan dengan tantangan yang unik. Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak yang sepenuhnya bergantung kepada kedua orangtua, menjadi individu dewasa yang beranjak mandiri. Masa ini juga turut mempengaruhi kehidupan sosial hingga seorang remaja. Cara seorang remaja beradaptasi dengan kehidupan sosial berbeda. Ada yang adaptif dengan lingkungan sosial sekitarnya. Namun, ada pula yang menjaga jarak atau cenderung menyendiri.
Cara seorang remaja menyikapi kehidupan sosialnya terkait erat dengan kondisi psikologis remaja tersebut. Sayangnya, kesadaran akan kondisi psikologis pada remaja belum menjadi prioritas di Indonesia. Guru, keluarga dan lingkungan terkadang menganggap sepele dan biasa terhadap perubahan kondisi psikologis pada remaja. Padahal, perubahan pada hormon dan perkembangan yang masih berlanjut pada tubuh dan otaknya, menyebabkan remaja cenderung mudah berubah perasaan atau moody. Tak sedikit pula remaja yang menjadi penyendiri.
Seorang remaja yang menjadi penyendiri bukan tanpa sebab. Ada berbagai faktor yang menyebabkan remaja tumbuh menjadi seorang yang penyendiri. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Jarang diajak berbicara
Salah satu hal yang menjadi penyebab anak pendiam adalah karena dia memang tidak terbiasa mengeluarkan kata-kata. Sejak kecil jarang diajak berbicara oleh orangtua sehingga dia pun mengeluarkan pendapat seperlunya saja. Bisa saja anak jadi kurang memiliki keterampilan berbicara atau mengeluarkan gagasan. Anak pun tumbuh menjadi pribadi yang pemalu dan penyendiri, meskipun tidak selalu. Psikolog anak Wanda Anastasia mengatakan, semakin baik komunikasi terjalin dalam keluarga dapat mempengaruhi perkembangan karakter anak. Anak akan merasa nyaman berkomunikasi dengan orang tua, belajar mengomunikasikan emosi dengan cara asertif dan belajar mengelola emosi. Karena itu, keluarga, terutama orangtua, berperan penting dalam pembentukan karakter dan moral anak.
- Sering dimarahi atau diremehkan
Seorang remaja bisa juga merasa bahwa dia tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan keinginannya. Setiap menginginkan sesuatu selalu dimarahi. Jika bertanya, tidak pernah ditanggapi dengan serius karena orangtua sibuk sendiri.
- Sakit
Penyebab remaja penyendiri yang lain adalah dikarenakan oleh faktor fisik. Mungkin sesungguhnya, ia bukan termasuk seorang yang penyendiri. Namun, karena ada bagian tubuh yang terasa sakit, terlebih jika digunakan untuk beraktivitas sosial, maka dia menjadi banyak menyendiri. Kondisi tubuh yang lemah juga menjadikan anak tidak bersemangat dan lemas untuk beraktivitas.
- Trauma dan korban kekerasan
Remaja yang menjadi korban atau mengalami trauma kekerasan dapat mengguncang kondisi psikologisnya. Ia bisa saja lebih menaruh curiga terhadap orang-orang di sekitarnya dan menjadi murung setelah mengalami kejadian tak mengenakan tersebut.
Penyendiri sebenarnya bukanlah hal yang perlu terlalu dikhawatirkan. Meski begitu, orangtua harus peka akan perubahan tingkah laku anaknya yang beranjak remaja dengan tetap merangkul, bukan malah menjauhinya. (SBA)